Inovasi Dongkrak Minat Baca Siswa Kota Batu

Teras edukasi merangsang anak-anak lebih gemar membaca buku

Teras edukasi merangsang anak-anak lebih gemar membaca buku

Kota Batu, Bhirawa
Untuk mendongkrak minat siswa untuk membaca, MI Darul Ulum, Jl Lahor 251 membuat inovasi pengelolaan perpustakaan yang mereka beri nama teras edukasi. Jika sebelumnya ribuan buku milik madrasah disimpan dilemari dalam ruangan, mulai ajaran baru ini seluruh bukunya ditaruh di teras sekolah. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah banyaknya buku rusak akibat dimakan serangga.
Dengan cara ini, di sela-sela waktu istirahat para siswa bisa membaca buku sejenak. Bahkan tidak jarang, guru menyesuaikan dengan memberikan pelajaran di teras edukasi ini untuk memberikan kesan lain dan memacu semangat para siswa untuk giat membaca.
“Daripada buku rusak karena dimakan ngengat, lebih baik buku rusak karena sering dibaca anak-anak,” ujar Kepala Sekolah MI Darul Ulum, Ulul Azmi, Rabu (27/7)
Ia mencontohkan ada beberapa buku produksi tahun 1993 yang rusak karena tidak terbaca. Dilihat dari lipatan buku yang ada, masih sangat rapi, namun sudah rusak dimakan serangga.
Hingga akhirnya MI Darul Ulum berinovasi dengan meletakkan buku-buku yang ada di perpustakaan ini di teras sekolah. Agar lebih terlihat apik, guru memasang pajangan buku yang artistik, hingga semakin membuat anak semakin kerasan.
Hal ini menurut Azmi membongkar batas kekakuan yang selama ini diciptakan pada semua kondisi perpustakaan yang ada. Seperti siswa harus membaca buku di tempat yang tertutup dan sering kali gelap. Selain itu banyak sekali larangan yang tertulis didalam perpustakaan seperti dilarang bising, dilarang membawa makanan dan minuman serta banyak larangan lainnya.
“Selama ini belum mengambil buku dan membacanya, anak-anak sudah banyak membaca larangan, hingga secara psikis mereka sudah tertekan sebelum membaca buku yang mereka inginkan,” jelas Azmi.
Belajar dari situ, dewan guru pun mulai membuat inovasi dengan mengembangkan teras edukasi. Tempat penyimpanan buku yang terjangkau, dipastikan akan meningkatkan minat membaca. “Sesuai dengan anjuran Dinas Pendidikan, diharapkan setiap hari minimal membaca selama buku 15 menit,” ujar nya.
Lewat cara ini pula para siswa dilatih kejujurannya. Dimana para siswa harus mengembalikan bukunya, meskipun mereka membaca di areal yang tidak terbatas dan tidak tercatat oleh petugas perpustakaan. Cecilia Nurlitha Rahma dan Desinta Astrid Amelia Azzarah, siswa kelas 4  ini contohnya, sebelum pulang sekolah mereka menyempatkan diri membaca buku di teras edukasi.
“Lebih enak kalau bukunya ditaruh di teras seperti ini, sewaktu-waktu bisa membaca,” ujar Cecilia dibenarkan Desinta. [nas]

Tags: