Inovasi Empat Mahasiswa Unair Raih Special Award WIIPA Taiwan

Agustina Lia Fitriani (Paling kiri) bersama tiga timnya dalam kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) Competition, di Kuala Lumpur, Malaysia, 12 Mei lalu.

Tunda Penuaan Gunakan Ekstrak Biji Labu Kuning
Surabaya, Bhirawa
Terlihat menua dan tidak cantik lagi seiring bertambahnya usia adalah kenyataan paling berat yang harus dihadapi seorang perempuan. Ada banyak cara dan jenis kosmetik dijajal agar kata tua itu tersamarkan dengan wajah menarik dan segar. Demikian pula fungsi beauty spray yang dibuat oleh empat mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (Unair).
Agustina Lia Fitriani, Asih arama Anindhia, Rahmatul Habibah, dan Rizki Jian Utami adalah empat mahasiswa pembuat inovasi tersebut. Mereka menyulap biji dari buah labu kuning menjadi ekstrak yang bermanfaat menunda penuaan seseorang secara fisik.
Agustina Lia Fitriani menuturkan, ide awal munculnya inovasi tersebut karena banyaknya orang pada era sekarang, khususnya perempuan, yang sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan perawatan wajah. Lia dan teman-temannya pun berinisiatif membuat perawatan kulit yang murah dan mudah di bawa kemana-mana.
“Kami berinovasi membuat sebuah skin care yang praktis. Dan kami menemukannya dari biji labu kuning atau pumkin seeds. Kandungannya setara dengan biji bunga matahari yang kaya akan vitamin E, karatenoid, tekoferol antioksidan, dan anti aging essence,” jelas Lia. Bahan-bahan itu, lanjut Ika, dapat membantu meregenerasi kulit mati sehingga sangat baik untuk anti aging (penuaan).
Dari inovasi tersebut, Lia dan timnya sukses meraih dua penghargaan sekaligus. Pertama medali perak dalam kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) Competition di Kuala Lumpur, Malaysia awal Mei lalu. Selain itu, mereka juga berhasil membawa pulang special award dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) Taiwan. Sebuah organisasi sosial nirlaba internasional bidang penemuan.
“Di Malaysia, kami presentasi tentang beauty spray of cucurbita moschata for anti aging. Nah, di sana ada dua juri dari negara lain yang mengkritisi seputar inovasi kami. Bagaimana kami membuatnya, apa kelebihannya, bagaimana analisis SWOT-nya, bagaimana future research-nya, dan lain-lain,” ujar Lia.
Dalam kompetisi tersebut, berbagao peserta diakui Lia berasal dari berbagai negara. Beberapa diantaranya ialah Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Korea, Malaysia, Macau, dan Indonesia. Mereka merupakan siswa SMP-SMA, mahasiswa, dosen, dan peneliti. Sementara itu, dari Indonesia, ada 70 tim yang berangkat, salah satunya FKp Unair.
Sebelum berangkat mengikuti kompetisi di Kuala Lumpur, setiap tim harus mengikuti sejumlah tahapan seleksi. Seleksi abstrak adalah yang paling awal. “Tim kami membuat sebuah inovasi kecantikan yang lagi tren, yaitu beauty spray dari biji labu kuning untuk anti aging,” tambahnya.
Dari kompetisi tersebut, Lia mengaku mendapat pengalaman yang berlimpah. Pertama, dia bisa membawa nama Unairdi kancah internasional melalui inovasi penelitian. Kedua, kemampuan berbahasa Inggris Lia semakin terasah. “Selain itu, kami bisa mengenal banyak orang. Khususnya investor dari berbagai negara. Kami juga berkesempatan melihat budaya negara lain,” ungkap Lia. [tam]

Tags: