Inovasi Kearsipan Jawa Timur Jadi Rujukan

Seminar kearsipan dengan tajuk ‘Pembangunan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Penyelamatan Arsip’ digelar di Gedung Anjuk Ladang Pemkab Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Kesan bahwa arsip yang identik dengan dokumen berdebu sedikit demi sedikit dihilangan oleh  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jawa Timur. Bahkan, saat ini Disperpusip Jatim tengah melakukan inovasi dengan tajuk Wisata Arsip Untuk Anak-Anak Sekolah (Waras).
“Disperpusip berupaya menonjolkan sisi menarik dari arsip. Arsip-arsip, termasuk foto-foto bersejarah, ditata dengan apik di lobi dan kamar penyimpanan arsip sehingga mampu mengedukasi dan memberikan hiburan bagi anak-anak sekolah,” papar Kepala Disperpusip Jatim Drs Sudjono, MM, saat memberikan sambutan pada Seminar Kearsipan yang digelar di Gedung Anjuk Ladang Pemkab Nganjuk.
Lebih dari itu, Dikatakan Sudjono, ada mode transportasi yang didesain mirip trem jaman kolonial untuk wisata sejarah. Sehingga, anak-anak sekolah pun gembira ketika diajak menelusuri pengelolaan arsip. Lebih jauh Sudjono mengatakan, mengelola arsip memang memiliki tantangan tersendiri. Sebab, dokumen apapun yang keluar masuk di pemerintahan menjadi arsip.
Namun, sejak 2014 diputuskan bahwa arsip yang tidak penting harus dimusnahkan demi efisiensi, setelah melalui kajian tim yang ditunjuk. Disperpusip, selain menyimpan arsip milik pemerintah, juga membuka diri bila warga ingin menyimpan dokumen pribadi. Tujuannya supaya masyarakat makin sadar arsip.
Bahkan Disperpusip juga kerap dikunjungi peneliti-peneliti, dimana mereka boleh melihat arsip sesuai dengan prosedur. Untuk memudahkan, arsip-arsip sudah dilabeli warna. Warna biru untuk arsip lembaga pemerintah, putih  untuk arsip jaman Hindia Belanda, hijau umtu arsip lembaga swasta, dan merah untuk arisp kelompok media baru.
“Dengan kerja keras dan ketekunan, Disperpusip Jatim menjadi percontohan nasional dan pemenang pertama Lembaga Kearsipan Daerah Terbaik Nasional 2015 dalam kompetisi yang diselenggarakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Sehingga, tidak heran bila Disperpusip masuk nominasi bersama 21 inovasi dalam kompetisi inovasi pelayanan publik (Kovablik) 2016 Jatim dan banyak lembaga yang studi banding disini, termasuk dari Papua,” kata Sudjono dengan bangga.
Sementara itu seminar kearsipan dengan tajuk ‘Pembangunan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Penyelamatan Arsip’ menyajikan paparan dari narasumber Prof. DR. Aminudin Kasdi, MS. “Arsip sangat erat kaitannya dengan sejarah. Karena itu jika tidak ada arsip maka sejarah akan hilang,” terang Prof. Aminudin.
Arsip dalam arti luas, dikatakan Prof Aminudin, dapat berupa tulisan, prasasti, inskripsi, dokumen, biografi, otobiografi maupun media massa. Sedangkan warisan visual yang kaitannya dengan sejarah adalah bangunan-bangunan. “Arsip pada hakekatnya adalah penggalan rekaman suatu kejadian, proses, keadaan, situasi dalam bentuk tertulis yang mengandung informasi, data dan dokumentasi,” terang Prof  Aminudin.
Narasumber lainnya, Soetrisno R yang juga mantan Bupati Nganjuk mengungkapkan jika pengelolaan arsip diluar negeri, khususnya Amerika dan Eropa sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan saat dirinya menyusun disertasi SII dan mencari literatur di Belanda. Disebutkan bahwa perpustaaan pemerintah Belanda menyimpan semua arsip tentang sejarah Indonesia.
Soetrisno juga menceritakan bagaimana hebatnya gedung arsip dan perpustakaan Amerika yang didesain tahan api. Sehingga, jika terjadi kebakaran dokumen-dokumen yang tersimpan di gudang arsip tidak rusak. [ris]

Tags: