Mahasiswa UM Surabaya Ciptakan Vertical Planting System

Muhammad Khoirul Umam (kiri) menunjukkan pot vertikal yang dilengkapi sirkulasi air otomatis untuk menyiram tanaman. [adit hananta utama]

Diminati Risma, Aplikasikan di Balai Kota
Surabaya, Bhirawa
Sederet inovasi tepat guna karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menghiasi expo KKN 2017. Inovasi-inovasi yang telah diterapkan selama menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Surabaya ini juga disaksikan langsung Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Lantaran tertarik, Risma pun memesan satu produk buatan mahasiswa agar bisa diaplikasikan di Balai Kota Surabaya. Produk inovasi itu adalah self treatment vertical planting system yang dibuat kelompok KKN di Kelurahan Sidotopo Wetan.
Mahasiswa KKN, Muhammad Khoirul Umam mengungkapkan inovasi kelompoknya itu efektif digunakan untuk menanam tumbuhan kecil seperti tanaman obat keluarga, bunga dan sayuran. Hal ini menarik lantaran pot tanaman itu berbentuk vertikal dan mampu menampun banyak tanaman sekaligus.
“Lahan kampung di Surabaya ini sempit. Umumnya pertanian menggunakan hidroponik. Tapi ternyata banyak juga anak KKN ke sana menyediakan fasilitas tersebut terus mangkrak karena warga enggan merawat,” ungkapnya ditemui di kampus UM Surabaya, Rabu (6/9).
Melihat kebiasana warga tersebut, akhirnya Khoirul dan teman satubtimnya berinisiatif membuat pot vertikal dengan sistem penyiraman otomatis. Sistem pengairan disambungkan dengan kran air yang bisa ditentukan waktunya. Dalam sehari, tanaman dapat disiram hingga sepuluh kali secara otomatis dengan sistem yang sudah dirancangnya.
“Kami sempat kesulitan memakai filter dan teknik pengairannya. Tetapi sudah kami perbaiki, hanya saja karena potnya masih kecil hanya bisa dipakai tanaman yang berukuran kecil,”lanjutnya.
Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro itu menjelaskan detail komponen alatnya. Diantaranya menggunakan selang air kecil, kran pneumatic dan kran solenoid. Dua jenis kran tersebut memiliki fungsi berbeda, kran pneumatic mengatur sirkulasi air dari tendon atau sumur. Sementara kran solenoid mengatur sirkulasi air dari kran pneumatic menuju pot. “Timernya terhubung dengan kran solenoid ini. Sehingga, jika sudah waktunya untuk menyiram maka kran solenoid akan mengalirkan air ke pot vertikal,” tutur dia.
Terkait dengan tawaran Risma tersebut, Umam mengaku siap. Namun, dalam waktu dekat ini dirinya masih ingin fokus menyelesaikan tugas akhir. “Sudah proses pengajuan proposal. Ingin dirampungkan dulu,” tutur mahasiswa semester akhir tersebut.
Muhammad Rusdi, rekan satu KKN Khoirul Umam menambahkan, dengan ukuran setengah meter, pot vertikal tersebut bisa menampung hingga enam tanaman. “Protorype ini kita gunakan contoh tanaman toga. Namun, pot ini juga bisa diimplementasikan ke sayuran atau tanaman lainnya,” tutur Rusdi.
Mahasiswa Fakultas agama Islam itu mengaku, biaya produksi prototype ini menghabiskan biaya hingga Rp1 juta. Harga tersebut cukup tinggi lantaran dengan berkali-kali trial dan eror. Tetapi setelah menyempurnakan teknologi, menurutnya biaa diproduksi dengan biaya blebih rendah. “Tentunya kami bangga produk kami bisa bermanfaat, apalagi dipesan khusus wali kota,”ucapnya. [tam]

Tags: