Inovasikan Bioplastik sebagai Perban Anti Bakteri

Graccia Elvina Wijaya

Graccia Elvina Wijaya
Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Graccia Elvina Wijaya menemukan solusi bahan pengganti plastik perban dari bahan Alginat Mesopori Silika Nano Komposit.
Menurut Gracia, jika Bioplastik anti-Bakteria yang dibuatnya sebagai sintesa yang mengandung antibakteri, yang nantinya berfungsi untuk menggantikan plastik pada perban.
Bioplastik sendiri merupakan jenis plastik yang mudah terurai akibat penurunan komposisi senyawa kimia secara bertahap pada kondisi tertentu.
“Dari hasil uji karakteristik inovasi saya memang belum sama persis dengan karakteristik plastik. Namun, dari segi reaksi limia (sintesa) dengan alginate ini sudah berhasil terdegradasi (terurai),” ungkap wisudawan akademik terbaik 2018 ini.
Dalam penelitiannya tersebut, Graccia begitu sapaan akrabnya menjelaskan ada berbagai bahan campuran yang digunakan dalam pembuatan bioplastik anti-bacteria. Seperti sodium alginat, kalsium klorida,
natrium hidroksida, tetra ethyl ortho silicate (TEOS), zink nitrat, perak nitrat, dan cetyl trimethylammonium bromide (CTAB).
“Masing-masing bahan yang saya gunakan memiliki fungsinya masing-masing. Seperti Mesopori silika dengan pori-pori berukuran nano,” kata dia.
Pori-pori tersebut, lanjut Graccia diisi anti-bacteri dengan cara penggetaran dan dilanjutkan dengan pengadukan. Sehingga diperoleh hasil rekayasa (komposit) berupa padatan yang mengandung antibacteri.
“Komposit ini selanjutnya diisikan kedalam sodium alginate cair dengan pengadukan dan pencampuran menggunakan alat magnet stirrer,” imbuh dia.
Dari proses tersebut, sodium alginat selanjutnya dibentuk menjadi lembaran atau film dengan reaksi silang antara peredaman dan pengeringan. Untuk meningkatkan elastisitas lembaran, Ia menambahkan gliserin ke dalam larutan sodium alginat.
Kendati membutuhkan waktu 4 hingga 5 bulan, namun Graccia harus memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Hal itu terlihat ketika proses sintesa yang membutuhkan waktu cukup lama. Jika proses tersebut kurang maksimal, Graccia mengaku akan berakibat fatal pada peniliannya. “untuk proses ini harus teliti karena untuk mengurangi resiko kesalahan,” tutur dia.
Ke depan ia berharap, inovasi nya tersebut bisa dikembangkan dan disempurnakan lagi. Sehingga bisa aplikasikan pada perban. Selain itu, pembuatan bioplastik anti bacteria dianggap sebagai solusi dalam mengurangi dampak sampah plastik. [ina]

Tags: