Inspirasi Tokoh dalam Menghafal Alquran

2771_kisah-kisah-ajaib-para-penghafal-alquran-webJudul Buku  : Kisah-Kisah Ajaib Para Penghafal Alquran
Penulis  : Wiwi Alawiyah Wahid dan Siti Aisyah
Penerbit  : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan  : I, April 2014
Tebal  : 192 halaman
ISBN  : 978-602-279-051-08
Peresensi     : Hendra Sugiantoro Pegiat Pena Profetik Yogyakarta

Keterkejutan dialami putera Mekkah itu. Tanpa pernah diduga, ia didatangi sesosok yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dalam perenungannya di Gua Hira di Jabal Nur, putera Mekkah itu mendengar suara yang memintanya membaca. Putera Mekkah itu masih belum mengerti apa-apa. Kebingungan pun melanda. Tetapi, suara itu terus mendesak.
Sesosok yang asing di mata putera Mekkah itu terus saja memaksa. Diulanginya perintah agar putera Mekkah itu sudi membaca. “Iqra’, bacalah Muhammad!” seru Malaikat Jibril. Putera Mekkah menyahut, “Aku tak kuasa membaca.” Terus saja diulangi. Dalam perasaan tak menentu, terdengarlah di telinga putera Mekkah itu lima ayat berkumandang.
Lima ayat yang menjadi tanda dimulainya sejarah besar. Lima ayat sebagai awal dari titian panjang membangun peradaban. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-‘Alaq (96): 1-5).
Sungguh sebuah fenomena yang tak pernah dibayangkan. Dengan lima ayat yang diterima Muhammad itu, misi kerasulan dimulai. Muhammad menjadi Rasulullah untuk memancarkan cahaya terang di muka bumi atas kuasa-Nya. Dimulai pada bulan Ramadhan, ayat pertama Alquran diturunkan. Saat itu Nabi Muhammad SAW tepat berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari. Secara perlahan, Alquran genap isi dan kandungannya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Selama itu pula, apa yang diwahyukan Allah SWT dihafalkan oleh para shahabat Nabi Muhammad SAW.
Dalam buku ini, tercatat ada banyak sahabat yang termotivasi menghafal, mengajarkan, dan mengamalkan Alquran. Selain Abu Bakar, Umar bin Khathab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, ada seorang sahabat bernama Abu Musa Al-Asy’ari. Ia meninggalkan kampung halamannya di Yaman menuju Mekah setelah mendengar munculnya seorang rasul. Di Mekah, Abu Musa mulai menghafalkan Alquran. Konon, ia dianugerahi suara merdu. Rasulullah SAW pernah berkata, “Ia (Abu Musa) benar-benar telah diberi seruling Nabi Daud.”
Rasulullah SAW yang mengetahui potensi Abu Musa amat senang membimbingnya. Abu Musa sangat cerdas. Hafalannya kuat. Rasulullah SAW kerap meminta Abu Musa menjadi imam atau membimbing sahabat lainnya. Setelah sempurna menghafal Alquran, Rasulullah SAW mengizinkan Abu Musa kembali ke Yaman untuk mengajari penduduknya tentang Islam dan Alquran. Abu Musa kembali lagi ke Mekah setelah selesainya pembebasan Khaibar. Kualitas bacaan Abu Musa telah membuka hati banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Ia mendapatkan kemuliaan di hadapan Rasulullah SAW, para sahabat, dan seluruh kaum muslimin. Wafat pada tahun 44 H, Abu Musa juga meriwayatkan 365 hadits (hlm. 10-14).
Penghafal Alquran lainnya adalah Abu Darda. Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepadanya. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, ia menjadi rujukan dalam membaca dan memahami Alquran di Dasmakus. Ribuan orang mengelilinginya untuk mempelajari Alquran. Sebelum wafat pada tahun 32 H, ia telah menyempurnakan hafalannya dan berhasil meriwayatkan 179 hadits (hlm. 15-19). Zaid bin Tsabit juga sahabat Anshar yang cerdas dan menguasai ilmu Alquran. Zaid dikenal sebagai sahabat kepercayaan Rasulullah SAW untuk menuliskan wahyu yang diterima beliau. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi Alquran sangat besar (hlm. 20-23).
Selain itu, ada Abdullah bin Mas’ud yang menghafal Alquran secara langsung dari Rasulullah SAW sebanyak 70 surat. Ada pula Ubay bin Ka’ab yang semasa hidupnya selalu dekat dengan kebiasaan menghafal Alquran. Konon, ia bisa khatam selama depalan malam. Ubay bin Ka’ab juga salah satu sahabat yang dipercaya Rasulullah SAW untuk menulis wahyu dari Allah SWT. Selain para sahabat, buku ini juga mengetengahkah kisah Imam Syafi’i, Syaikh Abdurrahman As-Sudais, Yusuf Qardhawi, dan sosok lainnya dalam menjaga dan menghafal Alquran. Buku ini menginspirasi kita untuk menghafal Alquran sebagaimana kisah para sahabat Rasulullah SAW dan sosok-sosok yang dekat dengan Alquran. Bulan Ramadhan adalah salah satu momentum tepat menguatkan dan menambah hafalan Alquran.

———— *** ————-

Tags: