Intens Dampingi Perempuan Buta Huruf dengan Bimbel dan Keterampilan

Inda Ayuli Nurtin

Inda Ayuli Nurtin
Inda Ayuli Nurtin dikenal luas masyarakat Kota Santri Situbondo sebagai wanita yang peduli bagi pengentasan angka buta huruf. Inda-panggilan akrabnya, berharap agar masyarakat Situbondo bisa melek huruf semua.
Upaya Inda lambat laun membuahkan hasil melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumpin Inddas yang dikelolanya. Berkat tangan dinginya, baru baru ini PKBM Rumpin Inddas dinobatkan sebagai penerima apresasi publikasi video keaksaraan tingkat nasional.
Dalam pandangan Inda, dirinya merasa prihatin dengan kondisi perempuan di lingkungan rumahnya. Sebab, meski tinggal di wilayah perkotaan, ternyata masih banyak wanita yang buta huruf. Kondisi pendidikan rendah ini mengakibatkan terciptanya ekonomi lemah.
“Kondisi ini yang awalnya menginspirasi saya untuk menghimpun kaum hawa di sekitar rumah. Saya petama kali membuka kelompok belajar dan selanjutnya membimbing sebagian besar ibu rumah tangga itu untuk belajar membaca. Lama lama banyak yang berminat,” ujar Inda.
Tak cukup itu, kata Inda, ia lalu membuat PKBM dengan teknik pembelajaran yang bagus. Buah hasil kerja keras Inda ini akhirnya mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud). Bertepatan dengan ajang pengahargaan anugerah aksara tahun 2020 ini, PKBM Rumpin Inddas ditetapkan sebagai penerima apresasi publikasi video keaksaraan tingkat nasional.
“Beberapa waktu lalu saya sempat mengirim video ke Kemendikbud. Ternyata meraih penghargaan,” tegas Inda.
Dalam video itu, Inda bersama beberapa tutor membuat metode pembalajaran menarik dengan isi lagu – lagu dan gambar. Melalui metode itu dilibatkan sejumlah peserta didik, dari usia 15 – 59 tahun. Inovasi yang digagasnya ternyata diminati warga, terbukti banyak peserta didik yang terinspirasi. Diantaranya warga belajar tuna rungu. Dalam pembelajaran yang diberikan tidak hanya fokus pada belajar mengenal huruf dan angka – angka semata tetapi menambah materi berisi wawasan baru. ”Selain bisa membaca, kami meminta mereka bisa mengubah wawasan dan pemikirannya,” katanya.
Inda menegaskan, meski hanya berpendidikan rendah, perempuan harus bisa memiliki pola pikir yang maju. Misalnya memikirkan kemajuan pendidikan putra – putrinya dalam menatap masa depan. Dan mengajak setiap wanita agar memiliki perhatian kepada anak – anaknya sejak dini.
“Kami juga menanamkan pembelajaran dengan membuat bimbingan keterampilan. Selain itu kami mengajak mereka bisa kreatif sehingga bisa hidup mandiri,” pungkas Inda. [awi]

Tags: