Investasi di Kab.Sidoarjo Meningkat 300 Persen

Petugas BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) sedang melayani perizinan para investor yang masuk. [achmad suprayogi/bhirawa]

Petugas BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) sedang melayani perizinan para investor yang masuk. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Realisasi investasi di Kab Sidoarjo terus meningkat sangat tajam. Dalam triwulan, tiga periode Januari sampai dengan September tahun 2015 sudah mencapai Rp22,88 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 sebesar Rp8,85 triliun.
Menurut Pj Bupati Sidoarjo, Drs Ec Jonathan Judianto M MT, peningkatan seperti ini sangat spektakuler. Peningkatannya hampir 300% merupakan capaian investasi yang sangat membanggakan. Itulah ungkapan rasa bangga yang lontarkan Pj Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto saat membuka Workshop Pembinaan Penanaman Modal dan Tata/Cara Pengisian LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) di Pendopo Delta Wibawa, Senin (9/11) malam.
Jonathan mengucapkan terimakasih kepada BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) Sidoarjo yang telah bekerja keras dalam mencapainya. Juga disampaikan kepada para pengusaha yang mempercayakan Kab Sidoarjo sebagai tempat berinvestasi. ”Kami berharap, mudah-mudahan kedepan akan kami tingkatkan lebih tinggi lagi,” harapnya.
Pj Bupati Jonathan juga berani menjamin kalau berinvestasi di Kab Sidoarjo sangat aman. Pelaku usaha tak perlu takut untuk menanamkan modalnya. Selain aman, tenaga kerja yang trampil dan cukup tersedia di Sidoarjo. Selain itu Kab Sidoarjo juga didukung infrastruktur yang memadai, serta pelayanan perizinan yang cepat dan transparan. ”Hal itu yang menjadi alasan para investor berani berinvestasi di Kab Sidoarjo,” katanya.
Kepala BPPT Kab Sidoarjo, Drs Achmad Zaini MM mengatakan, workshop ini digelar sebagai pembinaan penanaman modal dan tata cara pengisian LKPM bagi para pelaku usaha. Ia berharap melalui kegiatan ini para pelaku usaha akan tertib dalam melaksanakan LKPM sebagai kewajibannya.
Menurut Zaini, ada sekitar 359 perusahaan yang wajib melaporkan kegiatannya, baru 20% yang tertib melaksanakan. ”LKPM diperlukan agar pemerintah dapat memantau perkembangan realisasi investasi dan produksi secara periodik,” katanya.
Zaini juga menjelaskan, kalau realisasi investasi tahun ini paling besar berasal dari PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) non fasilitas. Dari Rp22,88 triliun, berasal dari PMDN non fasilitas. Sedangkan realisasi investasi yang berasal dari PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar Rp1,35 triliun dan dari PMDN fasilitas sebesar Rp955 juta.
Berdasarkan data diatas, kiranya tidak salah kalau struktur industri di Sidoarjo cukup kuat. Karena dari Rp22 triliun, itu didominasi PMDN non fasilitas, sehingga ketergantungan dengan dunia luar itu kecil. [ach]

Tags: