Investasi Negara Amerika Serikat di Indonesia Capai Rp28,3 Triliun

Jakarta, Bhirawa.
Pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat (AS) dari Presiden Donald Trump ke Joe Biden, diharapkan akan memberikan efek positif bagi peningkatan kerjasama Indonesia – AS. 

Harapan itu menjadi nyata, ketika Menko Marves, Luhut Panjaitan bertemu Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence di White House. Lewat Dubes Indonesia untuk AS Muhamad Lutfi dengan Presiden EXIM Bank Amerika, Kimberly Reed menandatangani MoU senilai USD 750 juta atau sekitar Rp10,5 triliun. MoU ini, untuk memperkuat partisipasi AS dalam berbagai asektor pembangunan di Indonesia.

“Penandatanganan Letter of Interest (LoI) dari United States International Development Finance Corporation (DFC). Menghasilkan kesepakatan investasi sebesar USD 2 milliar, setara Rp 28,3 triliun. Untuk  Sovereign Wealth Fund/SWF (Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia,” tutur Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam Forum Group Discussion (FGD) dengan Brain Society Center dengan tema “Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Kepentingan Ekonomi NKRI era Joe Biden, hari Rabu (2/12).

Hadir dalam acara itu Ketua Umum BS Center mantan Ketua Banggar/Ketua Komisi XI DPR RI AhmadI Noor Supir, pakar hukum internasional/ Rektor Unv Achmad Hani,  Hikmahanto Juwana, mantan Dubes Indonesia di PBB Makarim Wibisono, Direktur Paramadina Graduate School of Diplomasi Shiskha Prabawaningtyas dan anggota Dewan Pakar BS Center, Alfan Alfian.

Menurut Bambang Soesatyo, banyak komunitas global berharap; Terpilihnya Joe Biden akan menjadi koreksi atas berbagai kontroversial Trump. demikian halnya bagi Indonesia, hadirnya Biden effect, diharapkan tidak hanya memberi dampak instan. tetapi juga mendorong lahirnya berbagai kebijakan yang akan memberi nilai kemanfaatan.

Dikatakan, beberapa aspek yang bersinggungan dengan kepentingan politik dan ekonomi Indonesia pasca trpilihnya Joe Biden. Antara lain penyelesaian sengketa laut China Selatan, dimana Indonesia punya kepentingan menjaga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif di perairan Natuna. Juga pada penguatan kemitraan strategis Indonesia-AS. Serta peningkatan kerjasama bilateral khususnya di bidang perekonomian, yang ditandai peningkatan nilai investasi AS di Indonesia.

“Berbagai harapan yang digambarkan dari pemerintahan Joe Biden, bukanlah sesuatu pemberian. Tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan. Karena implementasi kebijakan luar negeri AS, baik bidang politik dan ekonomi, tentunya dilakukan dalam kerangka melindungi kepentingan nasional mereka. Artinya, kita butuh kemampuan bernegosiasi yang handal. Untuk mendapatkan hasil optimal,” papar Bamsoet.

Hikmahanto Yuwana menyatakan; terlepas bagaimana Joe Biden akan melaksanakan kebijakan luar negri nya, Indonesia harus menjalin hubungan dengan AS untuk kepentingan nasional. Indonesia harus konsisten dalam menjalankan politik luar negeri nya yang Bebas Aktif. dalam arti, Indonesia bersahabat dengan negara manapun, sepanjang kepentingan nasional Indonesia tidak diganggu. [ira]

Tags: