Investor Baja Terkendala Lahan di Banyuwangi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Banyuwangi, Bhirawa
Calon investor pabrik baja asal Tiongkok, Wuhan Iron and Steel Corporation (Wisco) yang rencananya mendirikan pabrik baja di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, terkendala luas lahan. Lahan tersedia hanya seluas 296 hektar dari kebutuhan investor 500 hektar. Kawasan ini masuk dalam masterplain Banyuwangi Industrial Estate Wongsorejo, proyek sinergi antara PTPN XII, PT Pelindo III dan PT SIER.
Kepala Bidang Penanaman Modal kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpada Banyuwangi, Ilzam Nuzuli, mengatakan area industri terintegrasi lengkap dengan pelabuhan laut ini, mencakup empat kawasan perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara XII. Yaitu Kampe, Secang, Sidomulyo dan Wangkal. Hasil Feasibility Study, kata dia, pembangunan dimulai pada 2015-2017 untuk Kampe dan Secang; 2018-2020 Wangkal; dan 2018-2022 untuk Sidomulyo. Wisco, ujarnya, membawa investasi senilai Rp 56 triuliun. “Investor pabrik baja belum ada kepastian. Bupati masih mengkomunikasikan, beliau juga sering ke sana (Tiongkok),” kata Ilzam kepada Bhirawa, Rabu (10/9).
PT SIER rencananya mengelola kawasan industrinya, PT Pelindo III mengoperasikan pelabuhan dan PTPN XII pemilik lahan. Tempat itu dikonsentrasikan bagi industri berbasis agro, energi, manufaktur dan teknologi. Kecamatan Wongsorejo dinilai layak karena faktor penduduk usia produktif dan sarana infrastruktur pendukung. Di Kecamatan Wongsorejo, penduduk usia produktif sebanyak 75.969 jiwa dengan pendidikan SMP terdata 4.351 orang. Adapun di Kecamatan Kalipuro penduduk usia produktifnya 53.822 orang dengan pendidikan SMP 3.060 jiwa. “Minimal pendidikan SMP yang bisa dipekerjakan. Kalau tenaga ahli bisa diambilkan dari luar dua kecamatan itu, tapi kami prioritaskan penduduk sekitar,” ujar dia.
Sebelum membangun, kata Ilzam, pengelola harus mengantongi izin prinsip dari BPPT Banyuwangi. Harga sewa kavling siap bangun industri dibanderol Rp 150 juta per hektar selama setahun dengan kenaikan 20 persen tiap lima tahun. Sewa pergudangan Rp 100 juta per hektar selama satu tahun. Pada tahun kedua, pengelola menargetkan 60 persen dari total kavling siap bangun, terjual.
Sementara realisasi investasi yang masuk Kabupaten Banyuwang semester I tahun 2014 sebesar Rp 1,9 triliun. Terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri Rp 828 juta dengan ijin prinsip 2; investasi daerah senilai Rp 1,1 triliun dengan ijin prinsip yang dikeluarkan 1.014. Pada 2013, realisasi investasi Banyuwangi sebesar Rp 3,3 triulun dengan ijin prinsip sebanyak 1.986. “Kami optimistis realisasi investasi tahun ini bisa menyamai 2013,” ujar dia. [nan]

Tags: