IoT Mampu Merealisasi Efisiensi Energi

Country President Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan saat menjelaskan safety kelistrikan kepada Core Founder Green Building Council Indonesia dan Board of Governance Ashrae Indonesia Chapter, Ir Rana Yusuf di lobby hotel Shangri-LA Surabaya, Rabu (6/4) kemarin. [achmad tauriq]

Country President Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan saat menjelaskan safety kelistrikan kepada Core Founder Green Building Council Indonesia dan Board of Governance Ashrae Indonesia Chapter, Ir Rana Yusuf di lobby hotel Shangri-LA Surabaya, Rabu (6/4) kemarin. [achmad tauriq]

Surabaya, Bhirawa
Internet of Things (IoT0 saat ini sedang menjadi tren dalam industri IT dan kelistrikan, Schneider membantu merealisasikan berbagai bentuk pengelolaan energi yang efisien melalui ragam solusi yang saling terkoneksi satu sama lainnya.
Menurut Country President Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan saat dikonfirmasi Bhirawa dalam acara yang bertajuk ‘Solutions World’ di Hotel Shangri-LA Surabaya, Rabu (6/4) kemarin mengungkapkan, tak dapat dipungkiri bahwa teknologi untuk menjawab kebutuhan efisiensi energi terus mengalami evolusi.
“Bahkan 10 tahun terakhir, evolusi teknologi dan penggunaan energi yang begitu cepat mendorong warga dunia untuk memikirkan langkah-langkah digitalisasi, dekarbonisasi dan desentralisasi energi,” jelasnya.
Riyanto menambahkan, dari pengelolaan energi yang tadinya dilakukan secara lokal, kini IoT memungkinkan pengelolaan ini menjadi terdistribusi melalui produk-produk yang saling terkoneksi. “Akhirnya terkumpul data yang dapat digunakan oleh para pengguna energi, termasuk organisasi atau perusahaan untuk menganalisa penggunaan energi mereka,” ujarnya.
Untuk itu dalam berinovasi Schneider Electric berpegang pada 5 prinsip utama, menjawab kebutuhan konsumen, berprioritas pada kualitas, menyediakan solusi yang sederhana dan mudah digunakan, merangkum solusi dalam sebuah sistem yang terintegrasi (software) untuk mempermuah pengawasan dan pengontrolannya, serta memastikan digitalisasi solusi sehingga dapat saling terkoneksi antara satu dengan lainnya.
“Saat ini kami menghadirkan inovasi teknologi dibidang energi dan automasi, termasuk software dan analitik pendukung untuk mengubah information technology menjadi operation technology sehingga mampu menunjang begitu banyak ragam kebutuhan industri yang kian kompleks dan membutuhkan efisiensi yang kian tinggi dari mulai sektor residensial, bangunan, industrial, infrastruktur hingga data center,” terangnya.
Sementara menurut Core Founder Green Building Council Indonesia dan Board of Governance Ashrae Indonesia Chapter, Ir Rana Yusuf mengatakan bangunan gedung menghabiskan lebih dari 1/3 sumber daya dunia untuk kontruksinya, menggunakan 40% dari total energi global dan menghasilkan 40% dari total emisi greenhouse gas (GHG).
“Energy Efficiency Index negera kita untuk bangunan-bangunan komersil seperti rumah sakit, mall, perkantoran maupun perhotelan masih jauh di bawah negara-negara Asia lainnya seperti Jepang. Kesepakatan dari rencana Induk Konservasi Energi Nasional tahun 2011 menargetkan bahwa efisiensi nasional untuk sektor bangunan komersial harus mencapai 15% di tahun 2025,” tandasnya.
Untuk mencapai target tersebut masih banyak hal yang harus dibenahi oleh para pihak pengelola bangunan, baik bangunan lama maupun baru dan IoT memegang peranan penting untuk mewujudkan efisiensi tersebut.
“Pengelolaan energi dengan sistem yang cerdas dan saling terhubung sangatlah bermanfaat, misaknya untuk memonitor dan mengontrol database energy efficiency index sehingga memberikan peluang besar untuk mengevaluasi dan mengambil langkah paling tepat dan sesuai untuk mencapai efisiensi energi,” tuturnya. [riq.ma]

Tags: