iPol Indonesia Rilis Aplikasi Teknopol untuk Pemenangan Legislatif

CEO iPol Indonesia Petrus Hariyanto melakukan soft launching dengan merilis Teknologi Politik Teknopol, Kamis (22/11).

Surabaya, Bhirawa
Hingar bingar perhelatan Pileg 2019 yang kini sedang memasuki masa kampanye dinilai sejumlah pihak sebagai masa paling melelahkan.
Durasi waktu coblosan yang menyisakan lima bulan lagi, membuat persaingan makin ketat dan butuh kejelian dalam pemetaan pemilih, penentuan matematika politik, sebaran wilayah basis lawan, hingga penentuan strategi pola pemenangan yang cermat, agar lolos ke senayan ataupun dilantik jadi dewan di provinsi maupun kabupaten/kota.
Menjawab solusi atas kebutuhan itu, iPol Indonesia melakukan soft launching dengan merilis Teknologi Politik Teknopol.
CEO iPol Indonesia Petrus Hariyanto menjelaskan kalau software pemenangan Pemilu yang dibangun menggabungkan konsep implementasi ICT (System Web Based) berdasarkan kebutuhan dan kondisi faktual pergerakan relawan di lapangan.
“Sistem bernama Teknopol ini menggunakan System Web Based (ICT), komunikasi bergerak (mobile apps), disertai Big Data Ipol Analitik yang mampu mengolah data matematika politik, serta teknik statistik dalam membaca dan mendesain peluang kontestasi dan pemenangan Legislatif 2019,” jelas Petrus Hariyanto melalui rilisnya kepada media, Kamis (22/11).
Fungsi utama Teknopol adalah membangun sinergi antara kekuatan politik dan kekuatan strategi pemenangan melalui pengolahan data. Dengan memanfaatkan sistem ini peta dan kekuatan kompetitor mudah diketahui, strategi pemenangan lebih terarah, proses kampanye terukur.
Teknopol juga menghadirkan pola penggalangan suara menjadi lebih akurat karena menggunakan basis data pemilih yang sebelumnya telah diagitasi oleh relawan sehinga hasil pemilu/pilkada lebih cepat diketahui.
“Durasi kampanye yang panjang membuat para caleg berlomba melakukan aktivitas untuk memikat pemilih. Ada yang sibuk pencitraan, mulai pemasangan atribut, kunjungan, hingga konsolidasi internal partai, dan menemui pemilih. Ada pula yang senang dengan melakukan survei hingga door to door kampanye. Semua aktivitas itu pasti berdampak pada implikasi waktu, tenaga dan biaya, padahal di saat bersamaan, calon pemilih disuguhkan dengan pola dan konten yang hampir sama dari semua caleg,” terang Petrus.
Strategi kampanye dan pola pemenangan yang ideal, lanjut Petrus, adalah mengkombinasikan antara kemampuan membaca data, mengolah, menganalisa perolehan suara Pileg 2014 dan sebaran wilayahnya, lalu digabungkan dengan pembentukan tim ahli strategi dan relawan pemenangan yang menguasai jaringan dan teritorial.
Kemudian, lanjut dia, disusul pergerakan (hard campaign) dan sosialisasi atau kunjungan (soft campaign). Pola ini harus diimbangi dengan sebaran alat peraga kampanye yang proporsional dengan konten yang kreatif.
Di masa seperti ini, para caleg akan kesulitan untuk menentukan strategi penggalangan massa dan suara. Justru yang sering terjadi, para caleg hanya membuang waktu dan energi untuk kampanye yang tidak efektif dan menghabiskan biaya.
iPol Indonesia mengaku siap memberikan solusi cerdas memenangkan kompetisi bersama 6 Divisi iPol Indonesia. Mulai dari iPol Technology, iPol Riset, iPol Big Data Analytic, iPol Institute, IPol Communications dan iPol Institute. [geh]

Tags: