Irigasi Tersumbat, Ratusan Hektar Sawah Desa Sumengko Nganjuk Terendam

Menggunakan alat berat untuk menormalisasi saluran irigasi yang terhambat sampah dan gulma, Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi melakukan sidak.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Awal tahun 2021 telah terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga menimbulkan genangan di ratusan hektar areal persawahan Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro. Hal tersebut disebabkan oleh saluran irigasi atau saluran drainase yang kotor dan tersumbat sehingga airnya tidak dapat mengalir dengan lancar.

Irigasi pada prinsipnya adalah upaya mengalirkan air dari suatu sumber tertentu melalui saluran untuk bisa mengairi tanaman di lahan petani. Tapi apa jadinya bila saluran irigasi yang seharusnya bersih dan mampu mengalirkan air dengan lancar, sekarang tersumbat sampah dan tanaman liar yang tumbuh ditengah saluran air.

Bahkan penyumbatan saluran itu karena banyak tanaman gulma yang tumbuh subur sehingga menutupi permukaan saluran. Air dari saluran irigasi yang semula lancar akhirnya terhenti karena ada tumpukan sampah sebagai penghalang.

Dampaknya bisa langsung dan tidak langsung. Dampak secara langsung adalah sampah dan tanaman liar akan menghambat jalan atau ruang air untuk mengalir, sehingga air menjadi sedikit atau lambat sehingga menggenangi areal persawahan hingga pemukiman warga atau bahkan sampah sampai terikut masuk ke sawah petani. Sedangkan dampak tidak langsung berupa penurunan kualitas air irigasi karena terkontaminasi oleh sampah, potensi kehilangan air irigasi karena air meluap disebabkan volume saluran sudah berkurang. Disisi lain petani kesulitan dalam pemeliharaan tanaman karena sampah berserakan di sawah.

“Untuk menghindari hal tersebut, Pemkab Nganjuk melakukan membersihkan saluran irigasi dan drainase di sekitar lahan pertanian Desa Sumengko sebagai langkah antisipatif agar sawah tidak tergenang saat terjadi hujan deras dengan durasi yang cukup lama,” tegas Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi saat meninjau saluran irigasi di Desa Sumengko.

Lebih lanjut, Marhaen Djumadi yang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Drs. Gunawan Widagdo, M.Si mengatakan, antisipasi lebih awal adalah penting mengingat untuk pertanian harus tetap dipertahankan kualitas produksinya. Karenanya perlu dilakukan pemahaman akan pemeliharaan sarana dan prasarana pertanian agar tetap terjaga dengan baik dan seimbang.

Momentum tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk merevitalisasi sekaligus memperbaiki saluran-saluran irigasi pertanian. Dimulai dengan melakukan kerja bakti atau gotong-royong untuk membersihkan saluran air yang tersumbat guna menormalkan kembali agar air bisa berjalan normal dan tidak tersumbat.

Perbaikan dan revitalisasi infrastruktur irigasi perlu menjadi fokus utama pembangunan pertanian karena berkaitan dengan peningkatan indeks pertanaman dan luas pertanaman yang ujungnya adalah peningkatan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani.

Selanjutnya, Pemkab Nganjuk melalui dinas terkait melakukan revitalisasi irigasi secara tuntas dan total. Sarana irigasi pertanian bisa jadi rusak pada saat musim penghujan tiba dan disebabkan luapan air sungai yang tinggi sehingga menggerus tanah dan irigasi.

Dengan demikian, saluran irigasi sebagai penyedia bahan baku air pertanian harus terus dijaga kelancarannya, sehingga sektor pertanian mampu menghasilkan hasil panen yang baik untuk mendongkrak kesejahteraan para petani. “Untuk kegiatan rehabilitasi dan normalisasi saluran irigasi, saluran pembagi, storage/kolektor, dan saluran pembuang (drainase) Dinas PUPR menggunakan alat berat,” pungkas Marhaen Djumadi.(ris)

Tags: