Ironi Ifan Dikiyanto, Remaja Penderita Gizi Buruk Asal Situbondo

Ifan Dikiyanto, remaja penderita gizi buruk asal Dusun Pelle, Desa Kayu Mas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, terbaring lemas di kamar tidurnya. [Sawawi]

Tak punya Biaya Berobat, Orang Tua Hanya Pasrah Anaknya Bisa Sembuh
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Satu diantara ribuan anak remaja di Situbondo ini mengalami nasib kurang baik. Dia adalah Ifan Dikiyanto, anak kesayangan Riyanto dan Nurtiyani, asal Dusun Pelle, Desa Kayu Mas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo ini divonis menderita gizi buruk. Ifan yang kini memasuki usia remaja, 13 tahun dibagian fisiknya masih tampak kurus mirip masih anak kecil. Ifan kini hari-harinya hanya dihabiskan dengan tidur di kamar rumahnya.
Saat dikunjungi ke rumahnya yang berada dipelosok pegunungan, Ifan tak banyak bicara dan hanya telentang lemas di atas tempat tdurnya. Riyanto, orang tua Ifan, tak kuasa melihat kondisi anaknya yang kian hari semakin kurus dan tubuhnya semakin kecil. Riyanto mengaku tak bisa berbuat apa apa, karena kondisi ekonominya memang tidak mampu.
Ia bersama istrinya hanya pasrah dengan cobaan penyakit yang diderita buah hatinya itu. Namun Riyanto yakin suatu saat penyakit yang iderita Ifan bakal sembuh seperti anak sebayanya. “Saya pasrah mas. Semoga anak saya lekas sembuh,” tutur Riyanto dengan mimik wajah yang sedih.
Riyanto mengaku, belum pernah memeriksakan anaknya ke dokter spesialis karena keterbatasan dana. Ia bersama isterinya selama ini hanya mampu menyediakan kebutuhan makan dan minum Ifan Dikiyanto. Selebihnya, ia tak bisa memenuhi karena sejak berkeluarga ia terbilang tidak mampu. “Saya bisanya cuma mencukupi untuk kebutuhan makan dan minum saja, mas. Sebab saya bekerja serabutan dan seadanya,” keluhnya.
Nurtiyani, ibu kandung Ifan juga membuat pengakuan senada dengan suaminya. Nurtiyani bahkan hari-harinya kini tak bisa bekerja karena harus menjaga kondisi Ifan yang terus menurun drastis. Nurtiyani mengaku hanya berdoa memohon kepada Sang Ilahi, agar penyakit Ifan Dikiyanto segera disembuhkan.
“Kadang saya berpikir dan kerap kali menangis melihat Ifan yang sudah remaja ini hanya menghabiskan hari-harinya dikamar tidur. Dia seharusnya sudah remaja, tapi bagaimana lagi kami mendapat cobaan seperti ini,” ujarnya.
Nurtiyani bercerita, penyakit gizi buruk yang dialami anaknya saat memasuki usia empat tahun. Kala itu, Ifan tiba-tiba badannya panas. Disangka Nurtiyani dan suaminya hanya panas biasa dan diberi obat sekadarnya. Namun sejak saat itu, Ifan, kondisi badannya kian kurus dan juga divonis menderita penyakit polio. “Sejak saat itu hingga  berusia 13 tahun ini, Ifan terus mengalami sakit gizi buruk. Kami hanya berharap mungkin ada dermawan yang mau mengulurkan bantauannya demi kesembuhan Ifan,” harapnya.
Di sisi lain, kabar adanya remaja menderita gizi buruk dan polio akhirnya sampai ke telinga relawan sosial di Kabupaten Situbondo, bernama Ipang. Saat itu juga Ipang melakukan pendampingan untuk segera dilakukan bantuan medis. Ipang bersama koleganya saat ini terus intensif melakukan bantuan administrasi agar Ifan segera mendapatkan penanganan medis. “Saya tanya katanya dahulu Ifan pernah dibawa ke sebuah rumah sakit. Tapi selama 1,6 tahun belakangan ini Ifan belum tersentuh bantuan medis lagi. Makanya kondisinya kian kritis,” ujar Ipang.
Menurut Ipang, dalam tubuh Ifan tidak hanya divonis gizi buruk dan polio, tetapi juga ada gangguan pada organ lambungnya. Indikasi ini kian menguat, karena saat didekati dibagian tubuh Ifan mengeluarkan bau yang tidak sedap dari mulutnya.
Ipang kawatir, jika tidak segera tertangani dengan baik tubuh Ifan akan menderita penyakit yang kian kompleks. “Kami bersama teman-teman relawan sosial secepatnya akan melakukan pendampingan untuk perawatan medis,” tegas Ipang.
M Aryo, koordinator relawan sosial wilayah tengah Kabupaten Situbondo juga mengaku terenyuh melihat kondisi fisik Ifan. Menurut Aryo, apa yang dialami Ifan sangat ironis ditengah kemajuan penanganan gizi buruk di Situbondo.
Untuk itu, lanjut Aryo, pihaknya bersama relawan lain akan segera melakukan koordinasi dengan jajaran atau dinas terkait, sehingga Ifan segera ditangani gangguan gizinya dan penyakit polionya. “Termasuk penyakit lambungnya nanti akan diketahui setelah ada penanganan medis,” pungkasnya. [Sawawi]

Tags: