Ironi Tragedi Sepak Bola Indonesia

Oleh:
Husamah, M.Pd.
Mahasiswa S3 Pendidikan Biologo UM dan Dosen UMM

Jagat sepak bola Indonesia kembali harus menerima kenyataan memilukan. Setidaknya 127 korban tewas akibat kerusuhan suporter Arema (Aremania). Berdasarkan rilis berbagai media, pemicunya adalah ketidakterimaan penggila bola itu pada skor akhir pertandingan, dimana Arema harus dikalahkan musuh bebuyutannya yaitu Persebaya.
Hal yang mungkin membuat suporter kecewa adalah bahwa kekalahan itu pertama kali dialami sejak puluhan tahun belakangan. Dalam sisi gengsi sepak bola, kenyataan seperti itu umumnya merupakan kenyataan yang sulit diterima oleh para suporter fanatik. Tak ayal, sebagai bentuk kekecewaan mereka, akhirnya dilampiaskan dengan merusak sarana prasarana stadion, bahkan tawuran sesama suporter.
Kejadian seperti ini bukanlah hal yang baru di dunia sepak bola. Tapi jatuhnya korban begitu banyaknya dengan sia-sia tentu bukanlah sesuatu yang wajar. Pertandingan resmi berakhir layaknya ajang sepak bola antar kampung (tarkam) yang syarat dengan kericuhan.

Benar-benar Gila Bola
Sepak bola sejatinya adalah hiburan, Dennis Parker, seorang pengamat sepak bola, menulis ulasannya mengenai alasan mengapa sepak bola menjadi olahraga paling menghibur di dunia. Menurutnya, sepak bola sebenarnya telah berubah dari olahraga biasa menjadi bentuk hiburan yang sangat besar. Sepak bola, sementara memilki keindahan karena menggabungkan pola permainan menggiring bola, berlari, menyerang dan mengoper, yang merupakan “sebuah penemuan”, kemudian bertransformasi menjadi hiburan yang ideal di dalamnya.
Belakangan, tingkat hiburan permainan sepak bola tidak lagi terbatas di lapangan saja. Pengaruh permainan indah di luar lapangan di dunia hiburan mungkin lebih terasa daripada 90 menit di lapangan itu. Salah satu bidang utama permainan sepak bola yang telah mempengaruhi dunia hiburan adalah melalui kontroversi dan komedi yang tercipta. Itu bisa dilihat dari begitu intensenya orang membaca dan mendiskusikan berita tentang pernyataan sensasional dan tindakan karakter para pihak yang terlibat dalam sepakbola.
Orang-orang seperti Lionel Messi, Christiano Ronaldo, Robert Lewandowski, Erling Haaland dan ratusan pemain hebat lainnya digemari banyak orang di dunia. Banyak pelatih seperti Jose Mourinho, Zinadine Zidane, Pep Guardiola, Havi Hernandez dan Carlo Ancelotti juga menjadi idola penggila bola. Mereka menjadi berita utama, terkiat dengan apa yang mereka katakan dan lakukan selain bermain di lapangan. Dengan informasi itu orang-orang sangat terhibur.
Menurut Dennis Parker (2017) dari sudut lain, tidak ada kisah asmara, perselingkuhan, dan gosip yang menjadi berita utama yang lebih menghibur dan bertahan lebih lama seperti yang melibatkan pesepakbola. Bicara tentang hari-hari John Terry dan Wayne Bridge dan ingat kerja keras Wayne Rooney dan kontroversi David Beckham, semua ini sama menghiburnya dengan pertunjukan apa pun. Mereka memberi dunia sesuatu untuk dibicarakan dan dinikmati setiap hari.
Dalam skala lokal kita mengenal istilah fanatisme supertor klub lokal di Indonesia. Mohammad Ghofur, seorang sosiolog (Kompas/20/06/2022) mengatakan bahwa suporter cenderung memiliki tindakan komunal yang tidak terkontrol, dibanding mereka sebagai individu. Fanatisme suporter, bisa terjadi karena faktor kedaerahan, klub yang didukung, atau bisa juga preferensi kenyamanan individu untuk bergabung dalam sel-kultur tertentu, seperti gaya ultras atau gaya hooligan.
Faktanya tak hanya di Indonesia, menurut penelitian Martha Newsom, antropolog dari Universitas Oxford, fanatisme supporter sepak bola terjadi di seluruh dunia. Mereka rela melakukan perjalanan jauh untuk pertandingan tandang, menginvestasikan waktu dan uang sebagai bentuk kesetiaan. Beberapa orang bahkan rela mempertaruhkan keselamatan dan nyawa demi membela dan mendukung klubnya. Kebanyakan mereka tidak lagi menggunakan rasio atau akal sehat, tentu kita layak menyebut mereka sebagai “benar-benar gila”.

Belajar dari kasus
Seharusnya, kejadian kerusuhan hingga jatuhnya ratusan korban jiwa di jagat sepak bola Indonesia haruslah menjadi yang terakhir. Semua pihak harus menjadikan ini sebagai momentum untuk membenahi industri sepak bola Indonesia.
Harus disadari, kerusuhan biasanya terjadi karena ada pemicu, seperti gesekan dengan suporter lain atau ketidaksiapan panitia pelaksana. Level fanatisme suporter sepak bola yang besar ini, seharusnya sudah disadari oleh banyak pihak yang terlibat. Kecermatan dan antisipasi ini sangat penting dilakukan, baik dari sisi infrastruktur maupun sistem pengamanan dan mekanisme keluar masuk kelompok suporter ke stadion yang lebih baik. Maka selayaknya, PSSI, penyelenggara liga, dan pihak keamana sigap dan tanggap sejak awal.
Khusus untuk suporter, seharusnya kita mulai berbenah. Ada baiknya kita menerapkan saran dari Tya Eka Yulianti (2018) yang menulis dengan baik “banyak cara jadi suporter sepak bola yang keren”. Pertama, jiwa sportif dan positif harus terus ditumbuhkan dalam jiwa suporter. Kalah atau menang, suporter yang baik harus tetap mendukung. Saat menang, jangan jadi merendahkan tim lawan. Saat kalah, suporter pasti kesal dan sedih tapi bukan berarti bisa berbuat onar untuk melampiaskan amarah hingga anarkis. Jangan sampai juga ikut terprovokasi untuk melakukan keributan atau kericuhan.
Kedua, jadilah suporter yang kreatif. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendukung klub kebanggaan dengan cara yang kreatif bahkan unik. Suporter Indonesia juga dapat mencontoh suporter di negara-negara lain yang mencuri perhatian, seperti di Jepang. Suporter sepak bola di Jepang terkenal karena sikapnya yang tertib. Bahkan usai pertandingan mereka membersihkan area stadion dari sampah-sampah.
Ketiga, tanamkan jiwa cinta damai. Saatnya cinta damai menjadi nafas suporter Indonesia. Dukung-mendukung sepak bola kita harus jauh dari kata-kata provokasi yang bisa memancing gesekan antar suporter. Begitu pula sebaliknya, jangan terpancing emosi jika ada yang memancing keributan perihal sepak bola. Mulai saat ini hilangkan sikap provokatif dan penuh kebencian.
Akhirnya, marilah menjadi pencinta sepak bola yang baik. Terlalu mahal nyawa kita jika harus melayang percuma karena hal sepele, karena sepak bola yang sejatinya harus menjadi hiburan. Mari menjadi bagian dari sepak bola yang indah dan menyenangkan. Yakinlah, kita pasti bisa melakukannya.

———- *** ————-

Rate this article!
Tags: