Isi Liburan Sekolah dengan Dolanan Khas Kampung

Sejumlah anak-anak saat bermain meriam kaleng dari barang bekas di Dusun Susukan Desa Nguling Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, Minggu (28/6) sore.

Sejumlah anak-anak saat bermain meriam kaleng dari barang bekas di Dusun Susukan Desa Nguling Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, Minggu (28/6) sore.

Pasuruan, Bhirawa
Mengisi liburan sekolah tak berarti berkunjung ke tempat wisata ataupun keluar daerah, apalagi saat liburan sekolah yang bersamaan dengan puasa Ramadan.
Di Kabupaten Pasuruan atau tepat di Dusun Susukan Desa Nguling Kecamatan Nguling, sejumlah anak-anak sekolah mengisi liburannya dengan dolanan khas kampung yakni bermain meriam kaleng dari barang bekas.
Permainan itu dilakukan pada sore hari atau menjelang buka puasa Ramadan. Sedangkan lokasi permainannya berada di pematang sawah yang tak jauh dari tempat tinggal mereka.
Berbekal barang bekas, misalnya kaleng bekas, botol air mineral dan tutupnya. Kemudian, satu per satu barang bekas tersebut dirangkainya hingga memanjang satu meter. Selanjutnya, di bagian bonggol kaleng diberi penutup dari tutup botol air mineral dan diberi pemantik dari korek api. Usai terbentuk rangkaian alat seperti meriam, anak-anak ini kemudian membeli spiritus dengan cara urunan (patungan).
“Dolanan (mainan) meriam dari barang bekas ala kampung ini untuk mengisi liburan sekolah. Karena liburan sekolah tepat di Bulan Ramadan, kami bermain seperti ini hanya sore hari. Sembari menunggu buka puasa,” kata Nasri, salah satu anak usai bermain meriam di lokasi, Minggu (28/6) sore.
Urunannya pun boleh dibilang murah, cukup yakni Rp 12 ribu untuk membeli spiritus dan bisa dipakai sekitar 4-5 hari. “Pokoknya murah meriah. Dengan total enam teman dan setiap anak urunan Rp 2 ribu saja. Lokasinya bebas dari wilayah permukiman,” jelas Nasri.
Menurutnya, permainan meriam kaleng bisa dibilang mudah. Yakni setelah tutup botol pada bonggol kaleng dibuka, lalu disemprot dengan cairan spiritus. Supaya tidak cepat habis kemudian dikocok-kocok kembali agar rata.
Selanjutnya ditekan dengan korek yang sudah dimodifikasi melekat pada tutup botol, hingga tinggal dipencet langsung meledak. “Mainan ini tak berbahaya walaupun ledakannya cukup keras. Sehingga kami tak perlu khawatir lagi. Dan kami tak biasa menghabiskan liburan sekolah dengan berwisata, tapi dengan bermain ala tempo dulu. Ini saja membuat kami senang,” papar Sigit, teman lainnya. [hil]

Tags: