Istana Baru di Kaltim

Titik nol lokasi ibukota baru negara Republik Indonesia, sudah ditunjuk oleh presiden. Telah dilakukan peletakan batu pertama megapolitan berkonsep smart-city. Letaknya terbentang di Kalimantan Timur, antara kabupaten Penajam Paser Utara dengan kabupaten Kutai Kartanegara. Tidak perlu waktu lama membangun ibukota baru, karena telah diapit kota-kota yang telah maju (Balikpapan, dan Samarinda).
Tol pertama di Kalimantan, sepanjang 68 kilometer, rute Samboja – Palaran, telah dibuka. Menghubungkan dua kota besar (dan makmur) Kutai Kartanegara dengan Samarinda. Tahun 2020, tol (seksi 4, dan 5) akan tersambung sampai Balikpapan. Di ujung (utara) sungai muara teluk Balikpapan, akan menjadi area ibukota baru negara (setelah pindah dari Jakarta). Ibukota baru berada di sisi kanan (barat) tol Samarinda – Balikpapan.
Puncak bukit Sepaku, akan menjadi lokasi istana negara. Wilayah kecamatan Sepaku (dalam teritorial kabupaten Penajam Pasir Utara) sekaligus sebagai titik nol ibukota. Lokasinya berada di tengah antara kabupaten Kutai Kertanegara dengan Penajam Pasir Utara. Meliputi areal seluas 56 ribu hektar, menjadi cluster pemerintahan. Akan sangat indah, karena memiliki topografi berbukit, memiliki rata-rata ketinggian 500-2000 meter di atas permukaan laut.
Pada peta pulau Kalimantan, lokasi ibukota baru berada di “tembolok.” Bagai tonggak neraca, dengan bandul jarak yang sama ke Jayapura (Papua) dengan ke Banda Aceh. Meneguhkan visi Indonesia centris. Lokasi baru istana negara, juga berdekatan dengan situs salahsatu kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan Kutei, di hilir sungai Mahakam, didirikan oleh Raja Kudungga, tahun 400-an. Jauh sebelum dua kerajaan yang didirikan di Jawa (Majapahit), dan Sriwijaya (di Sumatera).
Raja kerajaan Kutei paling kesohor, Mulawarman, pernah menghadiahkan 20 ribu ekor sapi untuk kalangan Brahmana. Menandakan kemakmuran negeri, dan kesetiakawanan sosial. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan, karena infrastruktur dan sarana transportasi yang memadai. Serta sumber daya alam (SDA) berlimpah. Sejarah kemakmuran tetap berlangsung hingga saat ini, dengan meningkatkan infrastruktur perhubungan. Termasuk “tol langit” Palapa Ring.
Maka ibukota baru memiliki pengharapan lebih kokoh. Pemindahan ibukota negara ke Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur, Kaltim) akan menimbulkan efek positif perekonomian. Patut direspons pemerintah propinsi tetangga, melalui peningkatan infrastruktur sektor perdagangan. Dengan investasi sebesar Rp 466 trilyun, ibukota negara yang baru akan menjadi “pasar besar” nasional. Terdapat areal seluas 56 ribu hektar, yang akan diatur oleh city manager (semacam Badan Otoritas).
Kebutuhan lahan pembangunan ibukota baru (dan cluster pemerintahan) tidak mengalami kendala. Penyediaan lahan telah selesai dilaksanakan oleh salahsatu BUMN (PT Inhutani). Arealnya mencapai 256 ribu hektar. Termasuk kebutuhan kawasan pendukung berupa infrastruktur pelabuhan, bandara, sampai hutan lindung kota. Di dalamnya juga akan terdapat kebun bibit seluas 100 hektar di dekat istana. Lebih luas dibanding Kebun Raya Bogor (87 hektar).
Istana negara di puncak bukit Sepaku, akan lebih megah (dan asri) dibanding istana Bogor. Sebagai bandingan, bangunan istana Bogor seluas 1,5 hektar, dengan halaman seluas 28,4 hektar. Kelak, cluster istana kepresidenan di puncak bukit Sepaku dibangun seluas 5.600 hektar (dua ratus kali kompleks istana dan Sekretariat Negara di Jakarta).
Tak lama lagi bangsa Indonesia akan memiliki istana negara yang digagas, dan dibangun oleh anak bangsa. Bukan warisan kolonial. Istimewanya, istana negara di puncak bukit Sepaku dipastikan bebas banjir, bebas gempa bumi, dan ancaman bencana vulkanik. Bisa dilihat (dipotret) dari segala arah, sangat indah untuk gambar insta-story.
——— 000 ———

Rate this article!
Istana Baru di Kaltim,5 / 5 ( 1votes )
Tags: