ITK Jatim Akhir Tahun Melambat, Optimisme Masih Terjaga

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jawa Timur pada Triwulan 4 – 2014 tercatat sebesar 110,23, melambat dibandingkan dengan Triwulan 3 – 2014 yang mencapai 115,99. Kondisi ini lebih disebabkan faktor musiman seperti kenaikan BBM yang terjadi pada Triwulan 4 – 2014.
Secara umum, meskipun mengalami perlambatan, tingkat optimisme konsumen Jawa Timur pada Triwulan 4 – 2014 masih terjaga dengan baik. Angka di atas 100 mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa Timur masih tetap optimis dalam mengatur konsumsi rumah tangganya.
“Di sisi lain, Pemerintah Daerah bersama instansi terkait terus memantau pergerakan inflasi, dan berupaya keras agar volatilitas inflasi tetap stabil sehingga tingkat optimisme konsumen tidak terganggu,” kata  Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullah.
Lebih lanjut, Sairi mengatakan, dengan kenaikan BBM di Triwulan 4 – 2014, semula diduga ITK Triwulan 1 – 2015 dibawah 100 tetapi ternyata angkanya sebesar 109,11.  Namun, dengan menurunnya kembali harga BBM di bulan Januari 2015 memberikan dampak positif terhadap tingkat optimisme konsumen di Jawa Timur meskipun capaiannya sedikit lebih rendah dibanding Triwulan 4 – 2014.
Dikatakannya, bagi masyarakat Jawa Timur, dampak kenaikan BBM selama triwulan 4 lebih terasa dibanding kenaikan TDL (tarif dasar listrik). Kenaikan TDL sejak bulan September 2014 hanya memicu inflasi sebesar 0,44 persen di bulan Oktober 2014 atau kurang dari 1 persen.
Secara kumulatif, inflasi selama bulan Oktober – November tercatat sebesar 4,25 persen, merupakan tertinggi dibanding triwulan lainnya di tahun 2014. Inflasi tersebut menjadi salah satu penyebab melambatnya ITK di Triwulan 4 – 2014.
Disisi lain, ditambahkan, kalau  ITK Jawa Timur pada Triwulan 4 – 2014 (110,23) lebih tinggi dibanding ITK Nasional (yang tercatat sebesar 107,62). Di Triwulan 1 – 2015, ITK Nasional diperkirakan mencapai 106,93.
Sairi juga menjelaskan, di Triwulan 1 – 2015 ITK Jawa Timur diperkirakan sebesar 109,11. Besaran ITK tersebut didasarkan atas perkiraan indeks pendapatan rumah tangga mendatang sebesar 110,80 dan indeks rencana pembelian barang tahan lama sebesar 106,11.
Perkiraan indeks pendapatan mendatang yang di atas 100 menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur masih tetap optimis terhadap pendapatannya. Optimisme ini muncul karena adanya pengharapan kenaikan upah/gaji di triwulan mendatang.
Beberapa tahun terakhir, setiap pergantian tahun terdapat kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat yang sangat menguntungkan konsumen berupa kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) termasuk gaji PNS/TNI/Polri.
Adanya kenaikan pendapatan di kalangan masyarakat, sudah barang tentu meningkatkan volume perdagangan, yang salah satunya berupa pembelian barang tahan lama. Apalagi telah terjadi dua kali penurunan harga BBM dalam bulan Januari 2015.
Dari 6 provinsi di Jawa, ITK Jawa Timur di Triwulan 4 – 2014 menempati posisi pertama atau mempunyai tingkat optimisme konsumen terbaik. DKI Jakarta menempati posisi kedua dengan ITK sebesar 109,93 disusul DI Yogyakarta (108,03), Banten (107,83), dan Jawa Barat (107,09). Jawa Tengah menempati posisi terakhir dengan ITK sebesar 106,02.
Perkiraan ITK Provinsi di Jawa Triwulan 1 – 2015 menempati posisi kedua. Tertinggi tercatat di DKI Jakarta (109,53) dan terendah masih di Jawa Tengah (105,49). Sedangkan provinsi lainnya tercatat masing-masing DI Yogyakarta (107,81), Banten (107,06) dan Jawa Barat (106,19). [rac]

Tags: