ITK Jatim Alami Kenaikan 18,91 Poin

Salah satu pedagang merancang dipasar kota Bojonegoro. [achmad basir]

Didorong Momen Ramadan dan Lebaran
Pemprov, Bhirawa
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jatim pada Triwulan II-2017 tercatat sebesar 123,21. Tingkat optimisme konsumen pada Triwulan II-2017 mengalami kenaikan signifikan 18,91 poin dibandingkan Triwulan I-2017 (104,30).
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim, Teguh Pramono, penyebab utama meningkatnya optimisme ini didorong oleh pengeluaran kebutuhan konsumsi rumah tangga selama Bulan Ramadan hingga Lebaran.
“Momen Lebaran merupakan puncak pengeluaran konsumsi rumah tangga. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini liburan cukup panjang karena liburan Lebaran berbarengan dengan liburan sekolah kenaikan kelas,” katanya.
Momen itu mampu menggerakan ekonomi Jatim secara dinamis. Selain itu, beberapa hari besar agama dan hari libur nasional lainnya yang jatuh di Triwulan II-2017 juga mendorong konsumsi rumah tangga, khususnya terkait pengeluaran bahan-bahan makanan, makanan dan minuman jadi, dan pengeluaran pakaian.
“Secara tidak langsung, hari besar agama dan hari libur nasional mendorong rumah tangga untuk berperilaku lebih konsumtif dibanding hari-hari lainnya,” katanya.
Dampak positif dari momen ini menyebabkan roda ekonomi di ITK Triwulan II-2017 bergerak cukup dinamis. ITK mencapai di atas 100, bahkan tertinggi dibanding triwulan-triwulan sebelumnya Indeks pendapatan di Triwulan II-2017 tercatat sangat optimis dengan nilai indeks sebesar 126,23.
“Sangat optimisnya indeks pendapatan ini dipicu oleh adanya pencairan gaji ke-14 bagi PNS/TNI/Polri dan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) beberapa BUMN/BUMD/perusahaan swasta bagi karyawan/buruh menyambut Hari Raya,” tambahnya.
Disisi lain, indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat pengeluaran rumah tangga Triwulan II-2017 tercatat 113,81 lebih tinggi dibanding Triwulan I-2017 sebesar 101,90. Saat momen Ramadan dan Lebaran, inflasi yang cenderung tinggi tidak berpengaruh banyak terhadap konsumsi rumah tangga.
“Bagi masyarakat Jatim yang mayoritas muslim, pengeluaran konsumsi yang cukup besar saat momen Ramadan dan Lebaran adalah suatu hal yang biasa,” katanya.
Sementara, indeks volume/frekuensi konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 127,93. Indeks ini pada Triwulan II-2017 juga sangat optimis dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 108,87.
Selain Ramadan dan Lebaran, adanya perayaan keagamaan lainnya seperti Waisak, Kenaikan Isa Almasih dan Isra’ Mi’raj juga turut andil terhadap peningkatan volume konsumsi rumah tangga.
Tidak hanya itu, bersamaan dengan masuknya tahun ajaran baru, kebutuhan peralatan sekolah juga mengalami peningkatan yang signifikan. Maka sangat wajar jika indeks volume konsumsi rumah tangga cukup tinggi pada Triwulan II-2017.
Secara umum, optimisme konsumen dari seluruh komponen pendukung ITK pada Triwulan II-2017 meningkat dibanding triwulan sebelumnya, bahkan tertinggi dalam empat triwulan terakhir. Kondisi ini sejalan dengan nilai PDRB yang dihasilkan sektor konsumsi rumah tangga yang tercatat tumbuh di atas 2%, lebih baik dibanding triwulan sebelumnya.
Jika diamati lebih jauh, pada Triwulan II-2017 kecuali kelompok hiburan dan kelompok akomodasi, kelompok pengeluaran lainnya masih mempunyai tingkat optimis yang cukup baik (di atas 100).
Komponen pengeluaran bahan makanan/minumam mempunyai indeks tertinggi dibanding indeks lainnya yaitu sebesar 165,76. Indeks makanan/minuman jadi, rokok, tembakau, dan makan di restoran/rumah makan juga tercatat cukup tinggi sebesar 151,97.
Momentum Lebaran dan tahun ajaran baru mampu mendorong tingkat optimisme komponen pengeluaran pakaian dengan indeks sebesar 165,04, tertinggi kedua setelah indeks bahan makanan.
Khusus untuk pendidikan, komponen ini mampu mencapai indeks sebesar 122,03. Indeks pengeluaran untuk pulsa HP dan transportasi pada Triwulan II-2017 bisa dikatakan mempunyai tingkat optimisme yang tinggi atau masing-masing mencapai 120,40 dan 135,59.
Indeks pengeluaran komponen perawatan kesehatan/salon tercatat relatif stabil sebesar 104,50. Pada umumnya indeks yang mempunyai tingkat optimisme cukup tinggi pada Triwulan II-2017 adalah indeks yang menyangkut kebutuhan pokok sehari-hari, dan pengeluaran mencapai puncaknya saat Bulan Ramadhan dan Hari Raya. [rac]

Rate this article!
Tags: