ITK Jatim Diprediksi Menurun di Triwulan IV

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jatim pada triwulan III – 2015 sebesar 115,98 artinya kondisi tingkat ekonomi konsumen lebih baik dibandingkan dengan triwulan II – 2015 yang mencapai 103,88. Namun ITK Jatim diprediksi akan menurun di triwulan IV sebesar 102,81.
Tingkat optimisme konsumen pada triwulan III – 2015 mengalami kenaikan 12,10 poin dibandingkan triwulan II – 2015. Kenaikan ITK pada triwulan ini lebih tinggi dari yang diperkiraan pada Triwulan II – 2015 (114,29).
“Beberapa fenomena mendorong tingkat optimisme konsumen di triwulan ini utamanya adanya tahun ajaran baru di awal triwulan III – 2015, masa liburan sekolah, pengeluaran kebutuhan konsumsi rumah tangga selama bulan Puasa Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sairi Hasbullah, Selasa (10/11).
Selama bulan puasa dan hari raya, masyarakat Jatim yang mayoritas muslim, cenderung lebih konsumtif di banding hari-hari lainnya. Beberapa budaya unik seperti membeli baju baru, kuliner, rekreasi, mencat rumah, bagi-bagi uang lebaran dan silaturahmi mewarnai keragaman konsumsi rumah tangga masa itu.
Permintaan barang dan jasa juga meningkat tidak hanya dari dalam Jatim, termasuk permintaan dari luar daerah Jatim. Sehingga roda ekonomi berjalan cukup cepat, khususnya sektor perdagangan, hotel, restoran, industri, perbankan, transportasi dan jasa-jasa.
Cukup dinamisnya perdagangan pada triwulan III tampak dari ramainya pengunjung baik di pasar tradisional maupun pasar modern, maka memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat.
Omzet pendapatan kalangan produsen barang dan jasa meningkat signifikan, dan memberikan efek domino bagi kenaikan pendapatan buruh. Penambahan pendapatan masyarakat bagi kaum buruh biasanya dalam bentuk THR (tunjangan hari raya), sedangkan bagi PNS/TNI/Polri/Pensiunan dalam bentuk gaji ke-13.
Sedangkan triwulan IV 2015 ITK Jatim diperkirakan sebesar 102,81. Besaran ITK tersebut didasarkan atas perkiraan indeks pendapatan rumah tangga mendatang sebesar 101,00 dan indeks rencana pembelian barang tahan lama rekreasi dan pesta/hajatan sebesar 105,96.
Perkiraan indeks pendapatan mendatang relatif lebih rendah dibanding triwulan III 2015 menunjukkan bahwa geliat ekonomi pada triwulan IV 2015 dengan masa musiman berupa Natal dan Tahun Baru pengaruhnya tidak sebesar masa musiman bulan puasa dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Namun adanya bonus akhir tahun dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru diharapkan dapat menggairahkan ekonomi di Triwulan IV 2015 . Walaupun pendapatan mendatang diperkirakan tidak sebaik Triwulan III 2015 namun masih mempunyai dampak positif pada konsumsi barang-barang tahan lama.
Dari hasil Survei Tendensi Konsumen Triwulan III – 2015, permintaan konsumsi barang tahan lama seperti pembelian perangkat komunikasi (HP/Tablet), barang elektronik seperti TV, DVD, komputer dan perabot meubelier (kursi, lemari, tempat tidur) serta peralatan rumah tangga seperti kulkas, kompor gas, AC dan mesin cuci meningkat.
Demikian pula, rencana rekreasi dan kegiatan pesta dan hajatan diperkirakan meningkat. Biasanya, liburan Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan untuk rekresi ke tempat-tempat wisata. Aktivitas-aktivitas tersebut memicu meningkatnya indeks rencana pembelian barang lama pada Triwulan III – 2015 yang terlihat dari angka indeks sebesar 102,81.
Disisi lain, lanjutnya, dari 6 provinsi di Jawa, ITK Jatim di triwulan III 2015 (115,98) menempati posisi pertama. Posisi kedua diduduki oleh DKI Jakarta sebesar 111,88, disusul Banten (111,21), DI Yogyakarta (110,33), dan Jawa Tengah (109,81). Jawa Barat menempati posisi terakhir dengan ITK tercatat sebesar 109,69.
Di triwulan IV – 2015, ITK Provinsi di Jawa diperkirakan menempati posisi keempat. DKI Jakarta menduduki posisi pertama dengan perkiraan ITK sebesar 109,06. Selanjutnya DI Yogyakarta menduduki posisi kedua dengan angka ITK sebesar 105,65 dan terendah ditempati Jawa Tengah (96,61).   Sedangkan perkiraan ITK provinsi-provinsi lainnya tercatat masing-masing Banten (103,96) dan Jawa Barat (100,32). [rac]

Tags: