ITS Buka Kelas International dan Program Fast Track

Hadapi MEA dan Pendirian PT ASING
Surabaya, Bhirawa
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan wacana didirikannya perguruan tinggi asing di Indonesia jadi isu utama dalam pendidikan dalam negeri. Oleh karena itu, sebagai salah satu kesiapan dalam menghadapi tantangan global tersebut, Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuka dua program baru, yaitu kelas international dan program fast-track.
Wakil Rektor I ITS Bidang Akademik dan Kemahasiswaa, Prof Heru Setyawan mengungkapkan jika dua program tersebut sangat dibutuhkan untuk menyiapkan mahasiswanya dalam menghadapi tantangan ke depan. Untuk itu, program tersebut akan diberlakukan pada 16 program studi (prodi) di seluruh ITS mulai semester depan atau tahuan ajaran baru 2019/2020.
“Nantinya kelas tersebut akan berlangsung dengan pengantar kesuluruhan berbahasa inggri. Berkapasitas 30 orang,”ungkap dia.
Terkait persyaratan yang dibutuhkan, Prof Heru menjelaskan jika minimal mahasiswa yang ingin mengikuti tes tersebut harus menyertakan tes toefl dengan minimal skor 500, khusus bagi mahasiswa dengan jalur Mandiri dan menyertakan nilai UTBK.
“Kalau mereka sudah ikut UTBK mereka tinggal menyertakan hasilnya saja. Kalau belum pernah ikut, kita adakan tes lagi,”tutur dia. Dalam kelas International ini, Prof Heru menjelaskan jika nantinya mahasiswa terfasilitasi beberapa kelebihan ketika mengikuti kelas tersebut. Seperti, melakukan pertukaran mahasiswa ke luar negeri yang telah menjalin mitra dengan ITS. Mahasiswa juga bisa melakukan transfer kredit mata kuliah ketika exchange.
“Selain itu kelas akan didesain lebih moder. Baik dari infrastruktur maupun metode mengajarnya,”tambah guru besar Teknik Kimia ini.
Di samping itu, dari segi sumber daya manusia (SDM) pun, Heru menekankan jika mulai dari tenaga pendidik hingga staf administrasi sudah dibekali pelatihan berbahasa inggris dan keterampilan lainnya agar siap menghadapi perubahan tersebut. Sedangkan untuk program fast-track, Heru mengatakan jika program tersebut akan mulai di buka tahun depan. Di mana, melalui program tersebut mahasiswa bisa mempercepat studi sarjana dan magister hanya dengan kurun waktu lima tahun.
“Untuk program ini mahasiswa bisa mulai mengambil mata kuliah magister di semester 6 dan 7. Tapi harus dengan studi yang linier. Jadi kalau sarjananya selesai mereka hanya perlu menyelesaikan thesis untuk gelar magister. Ini juga salah stau upaya kami menuju World Class University,” kata dia.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Mochamad Ashari mengaku, dua program tersebut merupakan jawaban ITS akan ketakutan masyarakat terhadap masuknya tenaga kerja asing akibat MEA yang diresmikan beberapa tahun lalu. Program ini pun baru bisa dilaksanakan tahun ini karena dinilai persiapannya yang mulai matang. Programnya, menurut guru besar Teknik Elektro ini, memang dirancang agar siap untuk menghadapi pergaulan internasional ke depannya.
“Kita harus mempersiapkan sumber daya untuk bersaing, baik dari segi komunikasi maupun kesiapan untuk hidup di mancanegara,” tandasnya. [ina]

Tags: