ITS – Garansindo Kerjasama Produksi Massal Gesits

 Menristek dan Dikti Prof Muhammad Nasir didampingi CEO PT Garansindo Muhammad Al Abdullah saat peluncuran Gesits di Gedung Riset Mobil Listrik (Molina) ITS kemarin, Selasa (3/5). [adit hananta utama]


Menristek dan Dikti Prof Muhammad Nasir didampingi CEO PT Garansindo Muhammad Al Abdullah saat peluncuran Gesits di Gedung Riset Mobil Listrik (Molina) ITS kemarin, Selasa (3/5). [adit hananta utama]

Menristek Dukung Komersialisasi Hasil Riset
Surabaya, Bhirawa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meluncurkan hasil risetnya berwujud transportasi darat berbahan bakar listrik. Kali ini, proyek yang dikembangkan bersama PT Garansindo itu diwujudkan dalam bentuk motor listrik bernama Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS).
Oleh PT Garansindo, Gesits tidak hanya akan berhenti sebagai proyek riset. Lebih dari itu, rencana  produksi massal sudah ditetapkan pada akhir 2017. Produksi massal dilakukan setelah uji performa selesai. “Gesits akan segera diproduksi besar-besaran untuk dipasarkan. Kami akan menggunakan pabrik yang sudah ada namun sudah tidak digunakan lagi,” kata CEO PT Garansindo Muhammad Al Abdullah saat peluncuran Gesits bersama Menristek dan Dikti di Gedung Riset Mobil Listrik (Molina) ITS, Selasa (3/5) kemarin.
Muhammad mengakui, saat ini teknologi Gesits merupakan yang tercanggih dibandingkan dengan produk sejenis. Khususnya mesinnya yang sudah menggunakan belt. Karena teknologi yang canggih ini, Garansindo juga yakin untuk memberikan garansi selama 5 tahun.
Ketua Tim Molina ITS Dr Muhammad Nur Yuniarto menuturkan, pengembangan Gesits juga akan didukung UKM yang sudah dipetakan ITS mencapai 100 UKM. “Mereka bisa menyuplai komponen-komponen motornya yaitu casing, rotor, velg, kabel, dan plastik. Tentunya jika produksi lancar, efeknya akan luar biasa pada perekonomian negara,” ujar Nur.
Yuniarto menuturkan, saat ini performa Gesits baru mencapai 25 persen. Dalam pengembangan satu tahun ke depan, performa tersebut harus meningkat hingga empat kali lipat menjadi 100 persen. Dia merinci, motor yang dikembangkannya bersama 25 mahasiswa itu menggunakan mesin axial BLDC 5 kW. Untuk energinya, Gesits mengonsumsi 1 Kwh untuk 6 km dan mampu menempuh jarak hingga 100 km setelah pengecasan penuh. “Pengecasannya kalau menggunakan listrik rumah biasa membutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam,” jelasnya.
Hal tersebut diamini oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof Muhammad Nasir. Pihaknya mengatakan dari semua kendaraam memang motorlah yang dekat dengan industri dan bisa meningkatkan perekonomian. “Sementara proses sertifikasi dan regulasi di Kementerian Perhubungan masih berlangsung, proses produksi harus tetap berjalan. Kemenhub perlu menata ulang untuk regulasi motor listrik,” katanya.
Selain Kemenhub, produksi massal Gesits juga harus ada koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan. “Performanya sudah cukup baik meski belum 100 persen. Pada 2017 harus sudah bisa dilempar ke pasaran,” tambah Nasir usai mencoba melakukan test drive Gesits.
Melihat karya ini, Nasir pun memberikan dukungan penuh terhadap program hilirisasi dan komersialisasi dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh ITS Surabaya. Ini sesuai keinginan pemerintah agar perguruan tinggi bisa berkontribusi terhadap laju pertumbuhan industri. Program pembangunan technopark  harus terus dilakukan, agar kampus atau perguruan tinggi berkontribusi bagi bangsa dan negara,” kata Nasir.
Kontribusi ini bisa dilakukan ITS manakala technopark yang digagas saat ini dapat dikelola dengan baik. “Hasil penelitian yang dilakukan jangan hanya berorientasi pada pengembangan ilmu dan memenuhi unsur keunikan. Tapi juga harus bisa dijual dan digunakan oleh masyarakat nantinya,” pungkas Nasir. [tam]

Tags: