ITS-Unair Resmikan Robot Medical Assistant

Wagub Jatim, Emil Elistianto Dardak didampingi Rektor ITS, Prof Ashary dan Dirut RSUA, Prof dr Nasronudin uji coba Robot Medical Assistant ITS-Airlangga (RAISA)

Bantu Menekan Penyebaran Covid 19 dari Kontak Pasien dan Menghemat APD
Surabaya, Bhirawa
Berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair), Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmi meluncurkan Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (RAISA). Kerjasama dalam pembuatan robot tenaga medis ini, untuk menekan penyebaran Virus Corona atau Covid 19 dari kontak pasien.
Keberadaan robot ini juga bisa menghemat penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang persediaannya semakin menipis. Peresmian robot ini sekaligus diserahterimakan kepada RS Universitas Airlangga (RSUA) di Gedung Pusat Robotika ITS, Selasa (14/4) kemarin.
Menurut Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, proyek ini telah dilakukan bersama dengan Unair dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan karena pandemi Covid 19 ini.
“Hari ini kami berharap kontribusi yang diberikan dapat memberikan manfaat untuk para tenaga medis maupun masyarakat,” ujarnya Prof Ashary.
Dikatakan Prof Ashary ,RAISA dirancang orang – orang yang handal dari Tim Robotik ITS yang sudah memenangkan berbagai lomba di mancanegara. Karenanya, dalam mewujudkan robot ini pihaknya menggandeng tenaga medis dari RSUA. Sehingga fitur yang disediakan bisa memenuhi kebutuhan pasien.
Sementara itu, Direktur Utama RSUA, Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM, memberikan apresiasinya atas hasil kerja sama yang dilakukan Tim Robotik ITS. Pasalnya tenaga medis di RSUA sangat membutuhkan pengaplikasin teknologi dari ITS. Dikatakannya robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi. Seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan.
“Meskipun sudah ada robot ini tetapi pasien juga tetap memerlukan perawat, setidaknya intensitas interaksinya saja yang berkurang. Perlu sentuhan hati dan interaksi langsung dibutuhkan juga sesekali untuk mendukung psikologi dari pasien Covid sendiri,” jelas dokter 63 tahun ini.
Sedangkan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA), ITS Prof Mohammad Nuh memaparkan, ada banyak value yang ada pada RAISA ini. Contohnya, nilai kemanusiaan, karena perawat atau tenaga medis yang biasanya harus berinteraksi dengan pasien sudah bisa digantikan dengan robot. Sehingga dengan adanya robot ini, tenaga medis bisa mempunyai tenaga lebih dan mengurangi terjadinya penularan.
“Nilai ekonomi juga bisa didapatkan karena jika memesan robot dari luar negeri biayanya hanya akan menguntungkan mereka (produsen luar negeri) saja. Karena itu, ITS dan Unair percaya bisa membuatnya sendiri sehingga akan menghasilkan nilai ekonomi yang lebih besar,” imbuh dia.
Selain itu, juga terdapat nilai kebersamaan. Sebab, kerjasama Pemprov Jatim, ITS dan Unair masif dilakukan untuk mengurangi penyebaran Covid 19 ini.

Menggunakan Empat Gabungan Teknologi Robot ITS
Kecanggihan RAISA yang didesain untuk membantu perawat dalm pelayanan kepada pasien Covid 19, juga tak lepas dari gabungan empat teknologi robot ITS yang diterapkan sebelumnya. Yakni robot sepak bola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), Robot Humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI).
Dikatakan Peneliti robot ITS, Muhtadin ST MT, jika robot ini bisa beroperasi bergantung pada koneksi Wireless Fidelity (Wifi), dan dengan spesifikasi baterai 0,85 Kwh RAISA mampu bertahan sekitar 8 hingga 10 jam. Pengendaliannya pun menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick.
“Uji coba juga sudah dilakukan, sedang untuk menjaga kesterilannya juga bisa dilakukan dengan menggunakan disinfektan,” katanya.
Robot setinggi 1,5 meter ini dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. Selain itu juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Dr Emil Elestianto Dardak, yang datang melihat demo robot turut merasakan kecanggihan dan melakukan uji coba langsung kepada robot ini. Menurutnya, desain interface yang dimiliki robot cukup menarik. Selain itu, bisa menghubungkan pasien dan perawat perawat yang ada di luar melalui layar.
“Kami berharap ini dipercepat produksinya, apabila sudah dioperasikan dengan baik di RSUA, diharapkan bisa segera dioperasikan secara massal. Karena kami (Pemprov Jatim, red) sudah menyiapkan dana dari APBD yang khusus untuk mengembangkan riset dan teknologi,” tandasnya. [ina]

Tags: