![Mobil Widya Wahana V milik ITS yang akan mengikuti Wolrd Solar Challenge (WSC) 2015 dicek kondisinya oleh Rektor ITS dan tim yang akan berangkat ke Australia, Senin (14/9). [adit hananta utama/bhirawa]](http://harianbhirawa.co.id/wp-content/uploads/2015/09/3-Mobil-Tenaga-Surya_ITS-2.jpg)
Mobil Widya Wahana V milik ITS yang akan mengikuti Wolrd Solar Challenge (WSC) 2015 dicek kondisinya oleh Rektor ITS dan tim yang akan berangkat ke Australia, Senin (14/9). [adit hananta utama/bhirawa]
Surabaya, Bhirawa
Setelah sukses menaklukan rute Tour De Java Bali, mobil tenaga surya Widya Wahana V bersiap melenggang di Australia. Mobil karya mahasiswa Institut Teknologi 10 Nopemebr ini akan berlaga di World Solar Challenge (WSC) 2015 yang berlangsung mulai 18 sampai 25 Oktober mendatang.
Sebelum berangkat, kesiapan tim Widya Wahana pun terus dimatangkan. Senin (14/9) kemarin, mobil itu dicek kondisinya dihalaman Kantor Rektorat ITS. “Ini gladi bersih sebelum berlaga di Australia nanti,” ujar dosen pendamping Widya Wahana V Muhammad Nuryuniarto.
Dia melanjutkan persiapan sesungguhnya sudah dilakukan dengan matang sejak 9 bulan yang lalu. Salah satunya dengan uji mobil melalui Tour De Java Bali. “Mobil ini terbukti siap karena sudah menempuh Jakarta-Bali sejak Agustus lalu,” ujarnya.
Dari uji perjalanan Jakarta-Bali tersebut, lanjut Nuryuniarto, sejumlah kelemahan mobil bisa diketahui. Dia menjelaskan saat itu, ada beberapa kendala. Misalnya pada bagian arm mobil. “Arm mobil masih lemah. Namun itu sudah kami perbaiki,” ujarnya. Dengan begitu, mereka semakin optimis dapat melaju ke WSC 2015 dengan gemilang.
Manajer Solar Car Racing Team ITS Aufar Nugraha mengungkapkan memang saat ini mobil belum bisa melaju dengan kecepatan maksimal, yakni 150 km/ jam. “Kami menguji, mobil bisa melaju pada kecepatan 110 km/jam. Padahal seharusnya bisa sampai 150 km/jam,” imbuh mahasiswa Teknik Mesin tersebut.
Karena itu, Aufar dkk terus melakukan perbaikan sebelum bertanding di Australia. “Kami optimis saja bisa memberikan penampilan yang terbaik,” kata Aufar. Mereka melakukan perbaikan desain. Misalnya, menurunkan arm (jarak dari ground ke bodi mobil paling bawah) mobil menjadi 10 cm.
Dia menjelaskan tantangan yang diberikan oleh WSC 2015 kali ini adalah perjalanan dalam jangka waktu maksimal enam hari, dengan jam race sembilan jam setiap hari. Race dimulai dari Darwin sampai Adelaide sepanjang 3000 km. Terlebih lagi, tantangan berat lainnya adalah menghadapi suku Australia yang cukup ekstrem atau berkisar 20 sampai 30 derajat celcius. “Keadaan jalan yang penuh road tran menjadi tantangan lain juga,” ujar Aufar. “Kami tepat semangat bisa melewati tantangan ini,” tambahnya.
ITS menjadi satu-satunya tim perwakilan Indonesia yang berlaga dalam WSC 2015. Joni mengaku sangat bangga kepada tim Solar Car Racing ITS. “Mereka sudah melakukan persiapan yang terbaik,” ujar Joni. Dia menjelaskan kemenangan adalah sebuah bonus. Namun, yang lebih penting dalam sebuah pertandingan adalah mengatur kerjasama tim. “Kita harus berhasil melawan ego masing-masing. Karena ini kerja tim,” tegasnya.
Joni memberikan dukungan penuh terhadap tim. “ITS memberikan dana sekitar Rp 1 miliar. Tapi itu tentunya masih kurang, karena riset mobil tenaga surya ini menghabiskan dari itu,” imbuhnya. Sebab, lanjut Joni, dana ITS harus dibagi dengan produk mahasiswa lainnya.
Joni mengharapkan mobil yang menggunakan motor listrik 2 x 2 Kw tersebut termasuk dalam produk hilirisasi ITS. Dengan begitu, mobil Widya Wahana 5 nantinya bisa digandakan dan diperjualbelikan. [tam]