Jadi Desa Terinovatif dalam Bidang TTG dan Akrab, Suger Lor Terima Penghargaan

Ketua Tim Pendamping Kecamatan Maesan, Fathorrosy saat menerima penghargaan dari DPMD Jatim. (Istimewa)

Bondowoso, Bhirawa
Berhasil menjadi desa terinovatif, dalam bidang Penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Jatim, dengan inovasi Anti Krisis Air Bersih (Akrab). Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Bondowoso, menerima penghargaan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim.
Penghargaan diserahkan oleh Kepala DPMD Jatim, Muhammad Yasin, dan diterima langsung Kepala Desa Suger Lor, Kusnadi, saat Rapat Kordinasi Inovasi Desa (PID) Provinsi Jawa Timur, di Singashari Resort Batu Malang, Senin (2/12) malam.
Kepala Desa Suger Lor, Kusnadi mengaku senang atas prestasi yang diraih, berkat kerjasama semua pihak termasuk warga.
“Alhamdulilah. Terima kasih kepada tim pendamping, warga, dan seluruh pihak yang berperan. Kami persembahkan penghargaan ini untuk warga kami,” ungkapnya penuh syukur.
Ke depan, ia berkomitmen untuk terus meningkatkan inovasi di desanya. Tentunya demi kepentingan masyarakat, agar lebih sejahtera.
Kades Suger Lor itu menjelaskan, berdasarkan hasil musyawarah dengan beberapa pihak, termasuk pendamping, desa kemudian memanfaatkan tehnik pipa letter “U”. Sehingga dapat memungkinkan pemerataan pada setiap konsumen, dalam daerah dataran yang berbeda.
“Tahun 2015 desa ini memang krisis air bersih, terutama pada musim kemarau. Dan pada Tahun 2016 dilakukan pengeboran di Dusun Kerajan Atas, pada tahun itu juga bisa digunakan. Desa ini memiliki total lima Dusun,” Jelasnya.
Kemudian, di Tahun 2017 dikembangkan lagi, di dua dusun. Yakni Dusun Gedangan dan Rabeh. Pada Tahun 2018 kemarin dilakukan pengeboran lagi di Dusun Krajan Bawah, yang airnya juga dilirkan ke Dusun Pecut.
“Dengan adanya air bersih ini, masyarakat Suger Lor merubah pola hidupnya. Awalnya cuci, manadi dan BAB di sungai. Sekarang tidak lagi,” kata Kusnadi.
Menurutnya, program ini dikelola oleh BUMDes ‘Sumber Hidayah’ yang dananya bersumber dari Dana Desa (DD). Sementara setiap pengguna menggunakan water meter. Kata dia, bahwa masyarakat hanya dikenakan biaya Rp 900 permeter kubik dan biaya beban Rp 1.000 setiap bulan. Sehingga perbulan, rata-rata maksimal masyarakat hanya mengeluarkan biaya Rp 30.000. Sementara untuk pengusaha di atas Rp 50.000.
“Sampai saat ini, dari 1200 KK di Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Bondowoso, sudah ada 450 KK pengguna air bersih dengan inovasi AKRAB yang disediakan pemerintah desa. Namun, dalam satu water meter bisa ada dua sampai tiga KK yang menggunakan,”pungkasnya.
Sedangkan pada, Inovasi pipanisasi leter “U” ini, membuat Tim Pendamping Desa, Tim Pendamping Lokal Desa, TIK, dan tenaga ahli juga mendapatkan penghargaan atas kerjasama yang dibangun dalam mewujudkan air bersih di Suger Lor.
Akan hal itu, Ketua Tim Pendamping Kecamatan Maesan, Fathorrosy mengungkapkan, bahwa dengan diraihnya penghargaan TTG terbaik tingkat Jatim, bisa membuat desa semakin terlecut semangatnya untuk terus berkembang.
“Saya harap, desa terus menggali inovasi baru, untuk kesejahteraan kehidupan masayarakat,” harapnya.
Menurutnya, dengan kucuran dana desa yang begitu besar, desa harus mampu meningkatkan kehidupan masyarakat, baik ekonomi, pendidikan dan SDM di desa tersebut.
“Kami sebagai tim pendamping, tentu akan terus menerus menyuport, untuk menggali inovasi di desa yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik desa,” katanya, Selasa (3/12).
Fathorrosy berharap, prestasi ini menjadi acuan bagi desa lain di Bondowoso. Bahwa, desa bisa menjadi yang terbaik. Tentu, jika itu diniatkan untuk menciptakan kehidupan masyarakat lebih baik.
“Semoga kita bisa menjaga, bahkan mengembangkan perestasi ini, dengan mengembangkan inovasi-inovasi lain. Misal Kewirausahaan, pemberdayaan, atau apapun. Terpenting desa sebagai ujung tombak, mampu menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, data yang berhasil didapat, Desa Suger Lor punya penduduk 3.396. Berada di lokasi dengan bentuk tanah terasering, sehingga perlu inovasi agar air tetap mengalir, terutama bagi warga yang rumahnya ada di dataran tinggi.[san]

Tags: