Jadi Langganan Banjir, Pasuruan Segera Bangun Kolam Retensi dan Embung

Sebuah embung di Kecamatan Nguling memasuki pembangunan tahap dua yakni peninggian tanggul, Kamis (14/7). Embung di dataran tinggi itu untuk menyimpan air saat musim penghujan. [hilmi husain]

Sebuah embung di Kecamatan Nguling memasuki pembangunan tahap dua yakni peninggian tanggul, Kamis (14/7). Embung di dataran tinggi itu untuk menyimpan air saat musim penghujan. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Pemkab Pasuruan secepatnya akan membangun kolam retensi atau bendungan dan embung. Pembangunan itu untuk mengatasi masalah banjir yang acap terjadi saat musim hujan.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf menyampaikan nantinya kolam itu bisa dibangun di sekitar sungai yang berpotensi banjir saat air meluap. Lokasinya bisa saja dibangun di sekitar Sungai Wrati atau di sepanjang Beji-Bangil hingga di kawasan atas Pandaan.
“Setiap tahunnya wilayah Kabupaten Pasuruan dilanda banjir. Untuk itu, kami berencana membangun retensi dengan luasan 20 hektare. Pembangunan retensi itu agar wilayah Kabupaten Pasuruan yang menjadi langganan banjir bisa terbebaskan,” ujar Irsyad Yusuf, Kamis (14/7).
Sekadar dikatahui, puluhan ribu rumah di wilayah Kabupaten Pasuruan dikepung banjir beberapa waktu lalu. Tak hanya rumah warga yang rusak, jalur pantura Surabaya-Bali juga sempat terputus.
Menurut Irsyad, fungsi pembangunan kolam retensi itu yakni sebatas sebagai tempat penampungan sementara air yang volumenya sedang tinggi. Sehingga, saat datang musim hujan bisa dimanfaatkan. “Nantinya air hujan itu ditampung di dalam kolam retensi. Selanjutnya dialirkan ke sungai yang ada di sekitarnya,” tegas Irsyad Yusuf.

Kerugian Pasca Banjir
Sementara itu BPBD Kabupaten Pasuruan merinci akibat banjir yang sempat memutuskan pantura Surabaya-Bali dan merendam puluhan ribu rumah di wilayah Kabupaten Pasuruan kerugian ditaksir mencapai Rp 10 miliar. “Total keseluruhan akibat banjir kemarin kerugiannya mencapai Rp 10 miliar,” kata Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana.
Besaran kerugian itu meliputi kerusakan fasilitas umum Rp 5 miliar. Diyakini, BPBD tak bisa membenahi secara keseluruhan, lantaran masalah terbatasnya anggaran dan kewenangan. “Karena pembenahan cukup besar, kami tak bisa membenahi seluruhnya. Tentu koordinasi dengan BBWS Brantas (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk penanganannya,” jelasnya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pasuruan, ada 8 kecamatan di 44 desa setiap tahunnya terendam banjir. Delapan kecamatan itu yakni Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Pohjentrek, Rejoso dan Winongan serta Grati.
Tentu saja, pembangunan embung tersebut akan menambah jumlah embung di Kabupaten Pasuruan. Di Kabupaten Pasuruan ada empat embung yang sudah berfungsi. Embung tersebut sebagai tandon penyimpanan air saat musim penghujan.
“Empat embung itu untuk menyimpan air. Yakni Embung Biting di Desa Sukoreno Sukorejo, Embung Kertosari Kecamatan Purwosari, Embung Kedung Banteng Rembang dan Embung Krikilan Kejayan. Sedangkan Embung Sanganom di Kecamatan Nguling memasuki  pembangunan tahap dua yakni peninggian tanggul,” kata Kepala Dinas Pengairan dan Pertambangan Kabupaten Pasuruan Hanung Widya. [hil]

Tags: