Jadi Langganan Banjir, Pemuda Ledok Kulon Bentuk Tim Tanggap Bencana

Masyarakat Tanggap Bencana dan Peduli Pada Sesama (Marcapada) siap melakukan tindakan cepat dengan menggunakan perahu kayu untuk mengevakuasi warga korban banjir, Selasa (3/2).

Masyarakat Tanggap Bencana dan Peduli Pada Sesama (Marcapada) siap melakukan tindakan cepat dengan menggunakan perahu kayu untuk mengevakuasi warga korban banjir, Selasa (3/2).

Bojonegoro, Bhirawa   
Kerap terjadi banjir Bengawan Solo di Bojonegoro dan sering menenggelamkan s bantaran Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo ( DAS ) dan sekitarnya, membuat sekelompok pemuda Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan Kota Bojonegoro terpanggil untuk membentuk tim Masyarakat Tanggap Bencana dan Peduli pada Sesama (Marcapada).
“Banjir besar pada 2007 saat itu hampir 80 persen wilayah Bojonegoro tenggelam, saat kejadian itu banyak korban banjir dari kelurahan Ledok Kulon dan warga Desa Trucuk. Dari kasus ini kami berpikir perlu dibentuk tim tanggap bencana karena daerah kami menjadi langganan banjir,” ungkap  salah seorang yang turut memprakarsai pendirian kelompok tersebut, Rahmad Muhajirin, Selasa (3/2).
Berawal dari situ, keluarga Rahmad Muhajirin dan kelompok pemuda yang bersimpati gencar melalukan aksi sosial setiap banjir datang. Namun, mereka masih terkendala dengan tidak adanya perahu untuk pendistribusian sembako atau membantu korban banjir.   “Perahu untuk mengevakuasi dan mendistribusikan bantuan untuk para korban banjir, sebelumnya didapat dari meminjam perahu milik warga. Tapi sekarang kami sudah memiliki sendiri, didapat dari uang hasil iuran. Perahu ini juga kami gunakan untuk evakuasi warga pada banjir sekarang,” terangnya.
Komunitas tanggap bencana banjir oleh kelompok pemuda Marcapada ini, juga mengundang simpati Bupati Suyoto saat  membantu evakuasi banjir 2014 lalu. Bupati  Suyoto meminta Dinas Sosial untuk memberi bantuan sembako guna menambah stok sembako dapur umum Marcapada.
Sementara itu gelombang pasang yang diakibatkan ombak dengan ketinggian 3 meter di pantai selatan Kabupaten Lumajang berdampak terjadinya genangan banjir. Akibatnya merendam sekitar 60 hektare lahan sawah di tepi pantai Desa Tegalrejo, Kecamatan Tempursari. ”Terjangan gelombang pasang ini telah terjadi sejak dua pekan terakhir,” jelas Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang kemarin.
Ombak setinggi 3 meteran menerjang pantai hingga mengakibatkan aliran air laut menggenangi lahan sawah di tepian pantai. Sebelum menggenangi lahan sawah, gelombang pasang telah merusak penahan ombak manual yang telah dipasang di titik garis pantai tersebut.  Lahan yang tergenang adalah lahan sawah dengan tanaman padi yang masa tanamnya bervariasi.” Ada yang usia tanamannya satu bulan dan ada yang dua bulan. Lahan sawah ini terendam banjir hingga mengakibatkan seluruh tanaman padi jadi rusak,” katanya.
Hendro Wahyono juga menyampaikan, bahwa yang bisa dilakukan untuk penanganan banjir ini adalah menyiapkan sarana pemecah gelombang yang masih dalam kajian.  Selain itu, di kawasan Sungai Kaligede Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian ketika hujan lebat, aliran sungai tidak bisa keluar ke laut. “Sehingga terjadi banjir rob di sana. Apalagi ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa jam. Banjir juga menggenangi beberapa permukiman warga,” papar Hendro Wahyono. [bas,yat]

Tags: