Siswa Sekolah Terpencil Berpeluang Rakit Robot

Nuricha Anggraini (kanan) dan Mochammad Rizal Fadhillah (tengah) mempraktikkan cara kerja robot pemadam api di Laboratorium Fisika Unesa.

Nuricha Anggraini (kanan) dan Mochammad Rizal Fadhillah (tengah) mempraktikkan cara kerja robot pemadam api di Laboratorium Fisika Unesa.

Kota Surabaya, Bhirawa
Di kota-kota besar, dunia robotika bukan hanya milik mahasiswa dan ilmuwan. Anak-anak mulai dari usia sekolah dasar pun sudah akrab dengan merancang aneka macam robot.  Namun bisa kah itu dilakukan siswa yang bersekolah di daerah pelosok? Nyatanya memang bisa. Empat mahasiswa dari Prodi Fisika Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sudah membuktikan itu.
Akan lebih mudah mengenalkan teknologi ke siswa jika disertai dengan simulasi atau praktikum yang cukup. Apalagi siswa di jenjang sekolah dasar. Penjelasan teori yang terlalu njlimet justru akan membuat anak didik bingung. Begitulah prinsip yang sudah diterapkan empat mehasiswa Unesa saat mengajar 27 siswa SDN SDN Pojok Klitih 01, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.
Keempatnya ialah Mochammad Rizal Fadhillah, diajeng Rohmatus Amalia, Indra Fitriyanto, Nuricha Anggraini. Mereka berhasil menciptakan  miniatur robot pemadam api dengan dua sistem. Sistem pemadaman dengan angin dan pemadaman dengan semprotan air. Robot yang dirancang dengan anggaran Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) inilah yang selanjutnya menjadi media pembelajaran sains dan teknologi untuk siswa SD.
“Umumnya anak SD belum mengenal teknologi secara baik. Dengan robot, dapat mengoptimalisasikan IPTEK anak sejak dini,” tutur Mochammad Rizal Fadhillah saat ditemui di laboratorium Fisika Unesa. Atas karyanya itu Rizal dan tiga rekannya berhasil menyabet medali perak di ajang International Young Inventors Award 2015 degan kategori sosial sains.
Rizal menjelaskan, kemampuan robotnya dalam memadamkan api dengan dua cara ini cukup jarang ditemui. Sensor api secara otomatis akan memadamkan api yang suhunya di atas 34 derajat. Namun untuk kemudi, robot ini masih menggunakan remot manual. Seluruh cara kerja robot ini, diakuinya juga dipahami siswa yang mereka ajar.
“Siswa yang kami latih mulai kelas IV, V dan VI. Pelatihan dilakukan selama empat minggu. Materi pelatihan meliputi pengetahua umum, membuat rangkaian, praktek dan evaluasi,” kata Rizal, lagi. Rizal dan rekan-rekannya menilai perkembangan potensi anak yang tinggal di perkotaan dengan pedesaan mengalami perbedaan. Terutama pola bermain dan komunikasi.
Ini pula yang melatarbelakangi mereka memberikan pelatihan pembuatan robot di pedesaan. Cara melatihnya pun harus mengedepankan konsep permainan. Salah satu caranya ialah dengan mempragakan secara langsung fungsi robot sebelum diajarkan. Hal ini  membuat anak yang semula hanya bermain di sawah terdorong dan minat terhadap teknologi. “Dari 27 anak kita bagi menjadi sembilan kelompok. Hampir semua kelompok berhasil membuatnya. Tapi ada pula yang gagal,” kata dia.
Metode panjang pelaksanaan program dilalui empat mahasiswa ini. Mulai koordinasi dengan guru kelas, mengatur jadwal pelatihan, latihan intensif, evaluasi dan pengujian robot tiap kelompok. “Robot pemadam api manual ini menerapkan konsep mainan anak, dikendalikan secara manual menggunakan remot kontrol,” tambah Nuricha Anggraini.
Mahasiswi berjilbab ini menjelaskan, sebagaimana bagan robot, semua gerak dikendalikan remot kontrol yang terhubung driver, motor DC dan sensor suhu sebagai indikator pemadam api. Komponen yang diperlukan, yakni relay, dioda, black housing, kabel 6 pin, PCB, header. Setelah semua bahan siap, dilanjutkan mengeprint gambar rangkaian pada kertas mika, menyeterika pada PCB untuk mencetak gambar rangkaian PCB.
Tahapan selanjutnya melubangi tiap gambar dengan bor, menyolder komponen relay, dioda, limit switch dan sebagainya ke PCB. “Pemakaian solder harus hati-hati agar tidak terkena ke jalan rangkaian lain. Hasil solderan tidak boleh terlalu besar atau runcing,” urai Nuricha.
Setelah kabel blackhousing terpasang, disusul pembuatan body robot dengan memasang motor DC (Direct Curent) ke gearbox sehingga gearbox dan motor dapat berputar. Tahapan berikut menghubungkan kabel blackhousing ke motor DC baik kiri dan kanan. Motor DC di lem di body robot, berikut penyemprot air dan kipas kecil. Kabel blackhousing lantas dipasang pada baterai yang terkait rangkaian. Setelah komponen terangkai, robot pun dapat dijalankan. [tam]

Tags: