Jadi Wadah Anak Surabaya Ekspresikan Bakat Musik

Semarak kemenangan peserta festival band dan modern dance SMA-SMK se Surabaya usai menerima hadiah dari Sekretaris Dindik Jatim Didik Dwiyanto dan Kepala Cabang Dindik Jatim di Surabaya Dr Sukaryantho.

Cabang Dindik Surabaya Gelar Festival Band dan Modern Dance SMA/SMK
Surabaya, Bhirawa
Tempat menempa diri anak-anak didik tidak hanya berada di kelas. Mereka perlu ruang untuk mengasah bakat, mengembangkan potensi dan berburu sebanyak mungkin prestasi. Sebuah panggung menjadi keniscayaan agar ekspresi bakat mereka terwadahi.
Anak-anak Surabaya itu tampak gembira dan penuh antusias. Dari atas panggung festival band dan modern dance di JX International Surabaya, mereka menunjukkan aksi terbaiknya di bidang musik dan tarian modern. Yah, mereka tidak lain adalah siswa SMA/SMK asli Surabaya, bukan yang lain. Menang atau kalah bukan tujuan akhirnya, mereka tetap senang karena sudah diwadahi dengan baik.
“Senang bisa tampil di panggung apalagi berhasil menang,” tutur David Christian, siswa SMKN 12 Surabaya saat ditemui di sela penutupan Festival Band dan Modern Dance SMA/SMK se-Surabaya yang digelar Cabang Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim di Surabaya kemarin, Kamis (19/10).
Dalam penampilannya, David menyajikan dua lagu berjudul Ekspresi milik Titi DJ dan Jamrud Khatulistiwa milik Chrisye. Atas penampilannya, David tidak hanya berhasil mengantar bandnya masuk juara I. Namun, dia juga mendapat predikat gitaris terbaik di ajang tersebut.
Kepala Cabang Dindik Surabaya Dr Sukaryantho menuturkan, yang prinsip dari ajang ini adalah mewadahi ekspresi bakat anak-anak Surabaya di bidang musik dan tari modern. Sebab, tidak dipungkiri bahwa rata-rata setiap sekolah memiliki ekstrakurikuler musik. Karena itu, animo peserta pun akhirnya cukup tinggi. “Ada 40 band dan 30 tim modern dance dari SMA/SMK se-Surabaya yang ikut seleksi. Mereka semua butuh wadah,” tutur Sukaryantho.
Sukses dalam penyelenggaraan perdananya, Sukaryantho optimis kedepan akan dapat membuka ruang lebih luas untuk mewadahi potensi siswa. Tidak hanya dalam bentuk musik dan modern dance. Potensi lain berupa musik dan tari tradisi juga bisa diangkat. “Bulan depan kita akan rancang kompetisi film pendek tentang kepahlawanan dan vlog. Kita ingin terus menghidupkan budaya kompetitif di antara para pelajar Surabaya,” ungkap Sukaryantho.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Dindik Jatim Didik Dwiyanto mengapresiasi kreatifitas para siswa. Menurut dia, kegiatan tersebut sangat positif dan akan lebih baik jika bisa dilaksanakan setiap tahun. Lantaran menjadi ajang positif para siswa, ada baiknya kegiatan itu juga disertai dengan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba. “Kita mewadahi potensi. Para pelajar bisa menjadi generasi muda yang sehat dan kreatif,” katanya.
Salah satu peserta modern dance berasal dari SMAN 10 Bonita Laraswati, salah satu anggota tim, mengatakan, dalam penampilannya kemarin tema yang diusung adalah kasino. Meski kasino, namun yang menjadi titik utamanya adalah budaya. “Kita mengusung perempuan 90-an. Era sekarang, 2017, kebanyakan tren banyak kembali ke 90-an,” katanya.

Apresiasi untuk Inovasi Cabang Dinas
Kemampuan menggelar event untuk mewadahi potensi dan bakat peserta didik SMA/SMK sesungguhnya tidak akan mampu dilakukan oleh Cabang Dindik Jatim di kabupaten/kota. Di atas kertas, cabang dinas hanya memiliki bekal berupa anggaran operasional untuk keperluan koordinasi dan pelayanan. Namun, sebuah inovasi bukan tidak mungkin dilakukan untuk memberikan sesuatu yang lebih.
Lantaran hal itu, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman memberikan apresiasi atas keberhasilan cabang dinas Surabaya menggelar festival band dan modern dance. Dia berharap, ajang ini dapat dikembangkan untuk menampung potensi siswa yang lain.
“Inovasi masing-masing cabang dinas yang baik silahkan jalan. Tidak semua kegiatan harus tersentral di kantor pusat Dindik Jatim melalui UPT Bina Prestasi. Contoh lainnya di Lumajang yang juga membuat pameran pendidikan,” ungkap Saiful.
Saiful mengaku, meskipun di cabang dinas tidak memiliki anggaran untuk kegiatan semacam pembinaan prestasi, cabang dinas bisa melakukan inovasi melalui kerjasama dengan pihak ketiga. Prinsipnya, tidak membebani sekolah ataupun siswa. “Di Cabang dinas itu ada anggaran dari pemerintah. Tetapi alokasinya hanya untuk mendukung operasional mereka,” pungkas Saiful. [tam]

Tags: