Jadikan ‘Democratic Policing’ Pedoman Polisi Berpikir

ketua Forum Alumni Bem Nusantara Jatim, Andik Mariyono (kanan), Prof. Hermawan Sulistyo, Brigjen Pol M Iqbal, Agus Machfud, Himawan Estu Bagijo dan Ahmad Noor fuady berfoto bersama dengan menunjukkan buku ‘Democratic Policing’ jumat (9/3).

Surabaya, Bhirawa
Meyakinkan masyarakat akan kinerjanya, bukanlah hal yang mudah bagi kepolisian Republik Indonesia. Terlebih lagi, akhir-akhir ini isu yang berhembus di kubu kepolisian Indonesia terkait keberpihakannya pada salah satu golongan dan keras terhadap golongan lain, menambah deretan negatif kepercayaan rakyat Indonesia.
Oleh karenanya, melalui bedah buku ‘Democratic Policing’ yang ditulis oleh pengamat politik, pertahanan dan keamanan Prof. Hermawan Sulistyo dan Kapolri Jend. Pol. Prof. Tito Karnavian mengupas mengenai peran polisi dalam pertahanan dan keamanan masyarakat.
“Pejabat kalau salah kena pidana sipil, peradilan sipil adalah mengawal demokrasi” ungkapnya di sela-sela acara beda buku pada Jumat (9/3) di gedung Gema Unesa Ketintang. Jadi, lanjutnya, institusi sipil yang dipersenjatai kadang-kadang polisi sendiri masih belum paham. Sehingga, ini menjadi buku wajib kapolri dalam mengambil sikap dalam tugasnya di era demokrasi ini.
Kiki sapaan akrab Prof Hermawan Sulistyo, menuturkan bahwa saat ini polisi dihadapkan pada tantangan seperti SARA, misalnya saja, kasus hoax. Menurutnya, kasus hoax yang akhir-akhir memanas tidak ada dalam domain tugas polisi kepolisian lama.”Ditangkap salah, gak ditangkap salah, ini kan menjadi sebuah dilema polisi” tutur kiki.
Sementara itu, Karopenmas Divisi humas mabes polri Brigjen Pol M Iqbal mengapresiasi karya yang ditulis oleh Jend. Tito Karnavian dan Prof Hermawan. “Kita tau profesionalitasnya mereka berdua ini hingga international” kata laki-laki kelahiran Palembang 4 Juli 1970 ini.
Kita bahagia, imbuhnya para akedmisi dan beberapa aktifis di surabaya menyambut baik buku tersebut. Mengingat, hal teesebut saling berkaitan dengan profesi tokoh yang hadir siang itu. Mantan Kapolrestabes Surabaya Polda Jatim ini juga menuturkan bahwa tugas-tugas kepolisian tidak akan berhasil ketika masyarakat tidak perduli.
Kabid Hunas Polda metro Jaya 2015 ini menjelaskan jika kekuatan kepolisian dalam pemeliharaan keamanan kecil masyarakat, dan dilakukan perlindungan dengan pengayoman bergandengan tangan dengan masyarakat. “Kekuatan polisi adalah masyarakat” sahutnya.
Menurutnya, polisi harus paham dengan baik bagaimana melakukan tugas-tugas dalam era demokrasi seperti saat ini.
M.Iqbal mengintruksikan kepada para polri dan seluruh anggota polri terutama kepala satuan wilayah untuk membaca buku tersebut. Oa berpendapat jika pembaca paham dan melaksanakan, mengimplementasikan tugasnya dengan baik di lapangan, hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada institusi kepolisian. “Masyarakat lebih percaya, masyarakat juga tau bahwa tugas polisi tidak lepas dr masyarakat sendiri” tegas nya.
Ketua Pelaksana Kerjasama Bedah Buku antara Polda Jatim dan Unesa Ahmad Noor Fuadi berharap agar rekan-rekannya yang hadir dalam acara tersebut dapat teredukasi dan mendapat wawasan lebih, bagaimana isu yang berkembang dan dibentuk oleh sebagian kelompok untuk memecah-belah bangsa. [ina]

Tags: