Jadikan Desa Sendang Duwur DTW Alternatif

Duta Raka Lamongan saat melakukan sesi pengambilan gambar di Makam Sunan Sendang Duwur. [suprayitno/bhirawa]

Duta Raka Lamongan saat melakukan sesi pengambilan gambar di Makam Sunan Sendang Duwur. [suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
Berbicara Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Lamongan pasti langsung menunjuk pada Wisata Bahari Lamongan (WBL), Maharani Zoo and Gua Lamongan (MZL) atau wisata religi di kompleks Makam Sunan Drajat. Untuk menggaet lebih banyak wisatawan dan memberikan kesegaran DTW di Lamongan, kini dimunculkan Desa Sendang Duwur sebagai DTW alternatif.
Terletak di ketinggian 72 meter di atas permukaan laut, posisi desa di Kecamatan Paciran ini memberikan view langsung ke arah laut Jawa dari atas bukit. Desa yang telah ditetapkan sebagai desa wisata ini, merupakan sebuah kawasan pedesaan dengan karakteristik khusus yang masih lekat dengan kearifan lokal. Yakni penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli.
Selain itu, Desa Sendang Duwur ini didukung dengan potensi sebagai pusat kerajinan batik tulis, kerajinan perhiasan emas dan perak. Mereka sudah melakukan aktifitas kerajinan ini sejak zaman dahulu sehingga wisatawan selain berbelanja, juga bisa melihat secara langsung proses pembuatannya di lokasi aslinya.
Sebanyak 1.502 orang dari total 1.739 warga Desa Sendangduwur adalah berprofesi sebaagai pengrajin. Sisanya berprofesi sebagai petani, wiraswasta dan pegawai di berbagai instansi pemerintah. “Saat ini berkembang home industry berupa batik tulis khas Sendangduwur dan bordir,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Priwisata Lamongan Eko Priyono melalui Kabag Humas dan Infokom Mohammad Zamroni.
Digambarkan olehnya, desa ini juga merupakan tempat makam Sunan Sendang Duwur, salah satu tokoh penyebar Agama Islam di tanah Jawa yang pengaruhnya disejajarkan dengan Wali Songo. Peziarah biasa mengunjungi kompleks Makam Sunan Sendang Duwur yang arsitektur bangunannya merupakan perpaduan antara kebudayaan Hindu dan Islam.
“Dengan bangunan gapura bagian luar yang berbentuk tugu bentar dan gapura bagian dalam berbentuk paduraksa yang menggambarkan sayap burung garuda. Sementara dinding-dinding cungkup makam dihiasi dengan ukiran kayu jati bernilai seni tinggi. Sedangkan di kedua sisi dinding makam dihiasi dua buah batu hitam berbentuk kepala naga, ” jelentreh dia.
Selain itu, menurut dia, Masjid peninggalan Sunan Sendang Duwur dituturkan sebagai pemberian Nyai Rondo Mantingan Jepara atau Ratu Kalinyamat, putri dari Sultan Trenggono. Di kompleks yang sama juga terdapat sumur giling dengan diameter lubang 170×170 cm dengan kedalaman 35 meter.
Desa ini bisa menjadi DTW alternative karena terletak tidak jauh dari Makam Sunan Drajat, Maharani Zoo and Gua Lamongan serta WBL yang merupakan daerah tujuan wisata andalan Lamongan. Saat ini diusulkan kepada pemerintah pusat untuk pembangunan kios souvenir, akses jalan yang lebih baik, pelatihan pemandu wisata, fasilitas parkir dan pembinaan senin dan kebudayaan setempat. Untuk pembinaan pada pengrajin pada home industry batik, bordir, perhiasan  selama sudah rutin dilaksanakan Dinas Koperasi dan Industri Lamongan. [yit]

Tags: