Jadikan Kampus pencerah, Pemerkaya dan Menginspirasi

Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng

Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terus melakukan reakreditasi program studi (prodi) di tahun 2018. Dari total 16 prodi, masih ada separuh yang belum mengantongi akreditasi. Hal ini dilakukan semata-mata agar lembaga pendidikan NU bisa menjadi pencerah, pemerkaya dan inspirasi bagi banyak orang.
Kampus yang dulunya bernama Stikes Yarsis ini memang memiliki target seluruh prodi terakreditasi di tahun ini. Sebab, pada 2019 mendatang menjadi batas akhir bagi perguruan tinggi yang tidak punya akreditasi. Hal ini sesuai amanat Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng mengatakan pada 2017 lalu memang target meningkatkan akreditasi lembaga maupun prodi. Hampir setengahnya prodi sudah akreditasi B bersamaan dengan lembaganya. Terakhir, satu prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sudah teraktreditasi B.
“Nah, 2018 yang belum reakreditasi akan kita lakukan sehingga semua prodi Unusa minimal sudah akreditasi B,” ujar Jazidie di Ruang Rektor, Tower Unusa Lantai 4 Kampus B Unusa Jemursari Surabaya, Rabu (3/1) kemarin.
Di awal 2018 ini, lanjutnya, ada beberapa prodi yang akan dilakukan reakreditasi. Di antaranya Analisis Kesehatan, Manajemen, Pendidikan Guru (PG) PAUD, Pendidikan Dokter dan lainnya. “Sementara untuk Bahasa Inggris dan K3 masih tahun depan akan dilakukan reakreditasi,” terangnya.
Diakui Jazidie, proses reakreditasi yang begitu cepat dalam satu tahun sebelumnya karena didukung semua dosen dan karyawan Unusa. Mereka memiliki semangat dan kesadaran untuk mewujudkan target yang harus dicapai itu. Padahal jika disadari, 70 persen sumber daya manusia (SDM) yang ada di Unusa adalah para wanita.
“Para wanita terkadang bekerja melibatkan perasaaan, tidak sepenuhnya rasional. Namun bekerja dengan perasaan juga penting. Bekerja dengan banyak wanita memang terkadang harus toleran karena sering kali mereka harus izin pulang lebih cepat karena ada tanggung jawab lain yang harus dilakukan di rumah. Kami maklumi itu. Namun, di balik itu semua, mereka selalu semangat untuk mewujudkan tujuan bersama,” jelasnya.
Selain akreditasi, pada 2018 ini, dikatakan Jazidie, Unusa sebisa mungkin dengan sekuat tenaga akan menjadi miniatur berkumpulnya kebaikan.
“Unusa ingin bisa menjadi pencerah, pemerkaya dan inspirasi bagi banyak orang,” imbuhnya.
Karenanya di tahun ini, kata dia, Unusa ingin lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Unusa ingin memiliki desa binaan, baik di sekitar kampus maupun di pesantren. [geh]

Tags: