Jadikan Lomba Burung Bagian Pelestarian Flora dan Fauna

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo berbincang-bincang dengan peserta Lomba Burung Berkicau Pakde Karwo Cup VI di Lapangan Ubaya Surabaya.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo berbincang-bincang dengan peserta Lomba Burung Berkicau Pakde Karwo Cup VI di Lapangan Ubaya Surabaya.

(Dari Lomba Burung Berkicau Pakde Karwo Cup VI)
Pemprov Jatim, Bhirawa
Burung merupakan salah satu jenis unggas kesayangan yang digemari masyarakat luas. Oleh sebab itu, dengan adanya penyelenggaraan lomba burung bisa menjadi bagian dalam rangka pelestarian flora dan fauna yang ada di Jatim.
Demikian pernyataan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo saat membuka Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Pakde Karwo Cup VI Tahun 2016, di Lapangan Parkir Universitas Surabaya (Ubaya) Surabaya, Sabtu (16/10).
Menurutnya, pelestarian flora dan fauna merupakan tugas semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Burung digemari oleh masyarakat dan pemeliharaannya memerlukan lahan, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan menghasilkan suara indah serta suasana yang asri.
“Dalam pemeliharaannya, burung butuh suasana yang rindang sehingga dibutuhkan pepohonan yang banyak. Dengan demikian, apabila memelihara burung secara tidak langsung berupaya melestarikan tumbuhan serta pepohonan,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim itu.
Beberapa tahun yang lalu,  wilayah di Jatim yang tertutup pohon sebesar 30 persen, dan saat ini berkembang menjadi 43 persen. Peningkatan tersebut merupakan upaya semua kalangan masyarakat. Dengan semakin banyak wilayah tertup pohon, maka fauna yang ada ikut berkembang. “Wilayah tersebut salah satunya disebabkan banyak munculnya penangkar burung, sehingga banyak wilayah yang gundul ditanami guna tempat hidup vegetasi burung,” jelasnya.
Dengan adanya fenomena tumbuhnya masyarakat pecinta burung, juga dibarengi dengan munculnya kegiatan penangkaran burung. Apabila kedua hal tersebut dikelola dengan baik akan menguntungkan secara ekonomis.
“Banyak usaha yang bisa dikembangkan diantaranya dari segi ekonomi bisnis mulai penangkaran, kerajinan sangkar burung dan berbagai keperluan fauna. Hal ini menjad salah satu bisnis yang prospektif saat ini dan di masa depan,” imbuhnya.
Pakde Karwo menambahkan, terkait dengan penangkaran burung, semua masyarakat harus mengawal dan meningkatkan kegiatan-kegiatan penangkaran burung, dikarenakan di beberapa daerah misalnya Kota Medan untuk burung murai batu sudah langka.
“Demikian pula burung jalak bali, jalak suren, cucak rowo, cucak  ijo jumlahnya mulai menipis di alam liar. Dengan adanya lomba burung berkicau ini menjadi  salah satu wujud nyata masyarakat dalam rangka  pelestarian lingkungan dan sumber daya hayati,” tambahnya.
Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Pakde Karwo Cup VI Tahun 2016 melombakan berbagai kelas diantaranya Kelas Punglor Merah, Cucak Hijau, Kacer, Murai Batu,Kenari , Love bird, Cendet, Punglor Kembang, dan Black Throat. [iib]

Tags: