Jadikan Pelajar Tangguh Hadapi Bencana

Suasana dan proses simulasi evakuasi korban bencana gempa yang ada di SMA Immanuel Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Selasa (7/11) pukul 10.40 WIB, ratusan siswa SMA Imanuel Batu dikejutkan dengan suara sirine yang ada di sekolah tersebut. Dibarengi pemberitahuan adanya gempa berkekuatan 6 Skala Richter (SR) membuat para pelajar ini lari berhamburan ke luar kelas. Mereka menuju ‘titik kumpul’ saat kondisi darurat yang berada di lapangan halaman depan sekolah.
Suara jeritan dan kepanikan terdengar dari beberapa siswa yang masih berada di dalam kelas. Beberapa guru yang berada sana langsung menginstruksikan agar siswa tersebut berlindung di bawah bangku. Hal ini untuk menjaga agar mereka tehindar dari kejatuhan puing-puing atap gedung yang rusak.
Ketika gempa reda, siswa yang masih ada di dalam kelas segera keluar dan menuju titik kumpul.
“Pak, itu masih ada murid yang ada di dalam kelas, cepat ajak mereka ke sini (titik kumpul-red),” instruksi Kepala SMA Imanuel Batu, Buwas Wahono, melalui handy talky (HT) yang dibawanya.
Ketika Wohono sibuk mengkordinir evakuasi korban, beberapa siswa terlihat sibuk mendirikan tenda pengungsi dengan ukuran cukup besar. Tak lama berselang, dua siswa terlihat membawa korban dengan menggunakan tandu. Ada juga siswa yang membopong rekannya dengan tubuh dibalut perban akibat luka.
Tak lama berselang, terdengar suara sirine dari luar sekolah. Dan sebuah mobil ambulance milik Palang Mera Indonesia (PMI) tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk membawa para korban luka menuju Rumah Sakit terdekat. Beberapa kali mobil ambulance ini keluar masuk sekolah dengan membawa korban. Adapun korban yang mengalami luka ringan, mendapatkan pertolongan dari tim medis yang berada di tenda pengungsi (tenda darurat).
Setelah semua korban tertangani, suara tepuk tanganpun diberikan semua siswa dan guru SMA Immanuel.
Semua adegan itu merupakan sebuah simulasi penanggulangan bencana gempa yang digelar BPBD Kota Batu bersama SMA Immanuel. “Pembekalan ini sangat penting bagi para pelajar dan juga guru, agar jika benar-benar terjadi bencana alam bisa menekan banyaknya korban. Selain itu agar korban yang ada juga bisa cepat tertangani,”jelas Wahono.
Apalagi, tambahnya, di sekolah yang dipimpinnya juga banyak pelajar dari berbagai daerah yang memiliki potensi bencana alam. Seperti, pelajar dari Papua, NTT, Ambon, Medan, dan beberapa Kota di Kalimantan. Diharapkan, setelah mereka lulus dari sekolah ini juga bisa menularkan ilmu tentang penanganan bencana alam di kampung halaman masing-masing.
Sementara, Kasie Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Nugroho, mengatakan bahwa ada proses yang harus dilalui untuk menjadikan para pelajar ini tangguh dan sigap dalam menghadapi bencana alam.
Sebelum mengadakan simulasi ini, BPBD telah mengadakan beberapa kali pertemuan dengan para pelajar SMA ini untuk memberikan keterampilan dan penanganan bencana. Baik itu terkait evakuasi, pembuatan tempat penampungan, hingga pengobatan pertama kedaruratan.
“Dari pertemuan tersebut di sekolah ini (SMA Immanuel) telah terbentuk Tim Khusus Siaga Bencana yang terdiri 30 siswa dan 5 orang guru. Tim inilah yang akan mengkomando saat ada musibah menimpa sekolah ini,”ujar Gatot. [nas]

Tags: