Jadikan Pepaya sebagai Industri Rumah Tangga Abon-Saos

Plt Kadis Pertanian saat panen raya kopi dan di buat sebagai olahan industri Rumah tangga. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Plt Kadis Pertanian saat panen raya kopi dan di buat sebagai olahan industri Rumah tangga. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Petani pepaya di Desa Karanganyar, Kecamatan Tegal Ampel, Kabupaten Bondowoso, gelar panen raya Selasa (13/12). Pepaya yang dihasilkan adalah pepaya organik. Dari pepaya itu, juga diolah jadi Abon, Saos dan Manisan Pepaya. Hadir menyaksikan panen raya itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso H Karna Suswandi, Camat Sidik Waluyo serta Kepala Desa Sunardi dan perangkat desa.
Selain itu, juga hadir para pendamping desa dan pendamping lokal desa. Adapun pertanian pepaya organik itu, digagas oleh Kelompok Tani Mitra Pepaya. Pihaknya berhasil mengembangkan hasil pertanian pepaya organik di lahan seluas 5 hektar.
Menurut keterangan Hj Ana, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Desa Karanganyar, bahwa hasil pepaya di desa yang didampinginya, rata-rata mencapai 60 buah per pohon. “Dan sekarang dikembangkan lagi di lahan baru seluas 1 hektare,” katanya.
Dengan melihat perkembangkan usaha pepaya tersebut, dinilai sangat bagus dan perkembangannya sudah cukup pesat serta petani setempat memiliki kreativitas luar biasa. “Buah pepaya yang ada, tidak dijual seperti pada umumnya, yakni ke pasar. Tetapi sudah memiliki home industri untuk dibuat kripik, es buah dari pepaya dan abon pepaya. Untuk dodol masih dalam proses belajar,” ujar Karna.
Inovasi terus dikembangkan dan menjadi prospek pengembangan kedepannya dan akan lebih diarahkan ke pertanian organik. Menurut Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi, inovasi yang dilakukan perlu terus dikawal untuk terus dikembangkan. “Untuk penjualannya, akan saya komunikasikan ke Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, supaya hasil dari home industri nantinya bisa dikemas dengan baik dan dipasarkan secara maksimal,” jelasnya.
Selain itu, Karna juga berharap, untuk menuju pengembangan dan kemandirian, diperlukan kesolidan dan sinergitas antar semua pihak. “Harus bekerja kompak, solid dan terus berinovasi menuju Desa Mambangun,” katanya.
Di tempat yang sama, yang juga mengikuti panen raya, pendamping desa di Kecamatan Tegalampel, Muhammad Rizki Septiadi menyampaikan, bahwa tanaman pepaya jenis Thailand, juga dibantu oleh Dana Desa (DD), berupa bantuan alat berat proses pengolahan tanah. “Selain itu, berupa pelatihan pengembangan budidaya pepaya. Hasilnya, memproduksi Abon pepaya, manisan dan Saos yang sekarang sudah terjual bebas di masyarakat,” katanya.
Inisiatif Abon pepaya itu sebagai bentuk antisipasi dan memanfaatkan pepaya yang sudah tidak layak dijual alias kondisi pepaya sudah terlalu matang. “Daripada terbuang secara sia-sia, petani kami arahkan untuk membuat Abon pepaya. Alhamdulillah, berjalan baik dan maksimal. Saat ini, sudah tidak ada pepaya yang terbuang secara sia-sia,” katanya.
Samhadi (50) petani Pepaya yang konsisten dengan pertanian Pepaya, mengaku jika awalnya dirinya juga mengalami kerugian jika hanya menjual Pepaya saja, tetapi setelah dilakukan pengolahan dan industri Rumah Tangga maka bisa menambah penghasilan. “Kami tentu berharap dukungan semua pihak, karena khusus untuk rencana produksi massal kripik Pepaya, kita belum memiliki peralatan,” katanya. [har]

Tags: