Jadikan Reog Sebagai Lokomotif Perekonomian Masyarakat

Bupati Ponorogo Drs H Ipong Muchlissoni dan Prof. Hotman Siahaan Pakar Sosiologi Guru Besar Fakultas Unair Jatim saat melangsungkan dialog interaktif yang diselenggarakan Disbudpar Jatim

Bupati Ponorogo Drs H Ipong Muchlissoni dan Prof. Hotman Siahaan Pakar Sosiologi Guru Besar Fakultas Unair Jatim saat melangsungkan dialog interaktif yang diselenggarakan Disbudpar Jatim

Tekankan Lokal Wisdom dan Partisipasi Masyarakat
Pemprov, Bhirawa
Banyak program kegiatan yang akan diangkat Kabupaten Ponorogo dalam mengembangkan pariwisata dan kebudayaan. Hal tersebut diurai dalam Dialog Interaktif Publikasi Pariwisata dan Seni Budaya yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim bersamaan dengan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk di Kabupaten Ponorogo.
Dalam dialog interaktif publikasi pariwisata dan seni budaya itu berlokasi di Alon-alon Kabupaten Ponorogo, Bupati Ponorogo Drs H Ipong Muchlissoni bertekad untuk menjadikan reyog sebagai lokomotif perekonomian masyarakat dan Prof. Hotman Siahaan Pakar Sosiologi Guru Besar Fakultas Unair Jatim menitikberatkan seni budaya pariwisata melalui lokal wisdom dan berdasarkan keterlibatan partisipasi masyarakat sesuai dengan konsep Jatimnomics Gubernur Jatim.
Dalam kesempatan ini, Kepala Disbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi mengatakan, kegiatan dialog interaktif sebagai ajang sosialisasi dan mencari saran masukkan untuk pengembangan dan pembangunan seni budaya dan pariwisata yang ada di daerah agar lebih maju.
“Ada masalah atau tidak, ada peluang atau tidak, atau kah daerah bisa menggeliat dan menggerakkan potensi wisata melalui seni budaya. Semuanya dikupas dalam dialog interaktif. Harapannya ada solusi dalam memecahkan masalah,” katanya.
Selain itu, dialog interaktif sebagai salah satu upaya mengembangkan kepariwisataan yang berdaya saing, berkelanjutan serta promosi pariwisata yang berkualitas bertujuan meningkatkan kontribusi sektor pariwisata melalui pengembangan pemasaran dan destinasi pariwisata.
Dikatakan kalau dialog interaktif juga untuk meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat terhadap nilai dan keragaman budaya, serta pelestarian warisan budaya bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku seni dalam penciptaan kreatifitas dan karya seni sesuai dengan nilai nilai budaya serta meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya.
Sebelumnya, dalam dialog interaktif, Bupati Ponorogo Drs H Ipong Muchlissoni memaparkan berbagai program kerjanya dalam mengembangkan pariwisata dan seni budaya di Kabupaten Ponorogo. Mulai dari melangsungkan revitalisasi reyog, kampung reyog, hingga one village one product (satu desa satu produk).
Dikatakannya, sampai saat ini ponorogo merupakan sebuah entitas atau masyarakat dengan budaya yang berkembang dengan positif. “Artinya, di Ponorogo masih ada  budaya guyup dan gotong royongnya, juga keramahtamahan. Hal itu cukup menonjol dan selama ini tidak sampai pada gesekan-gesekan yang tidak diperlukan,” katanya.
Untuk revitalisasi reyog, Ipong mengatakan, salah satunya dengan mengemasnya menjadi tontonan yang menarik. “Harapannya jika wisatawan yang datang setiap saat, mereka bisa langsung menyaksikan reyog,” katanya.
Pada tahun 2018 mendatang, Kabupaten Ponorogo juga berencana membangun Kampung Reyog yang hampir mirip universal studio. “Didalam Kampung Royeg, wisatawan bisa melihat museum reyog yang juga menceritakan sejarah perjalanan reyog. Selain itu, mereka bisa menyaksikan setiap saat bangunan reyog, hingga produktivitas industri kecil yang menghasilkan produk berkaitan dengan reyog. Nantinya wisatawan bisa membli suvenir dan cinderamata berbau ponorogo dan reyogm,” paparnya.
Selain itu, Ipong juga memaparkan program yang akan digagasnya bernama one vilage one product (dalam satu desa harus menghasilkan satu produk unggulan dengan ukuran jelas, red). “Jadi antara satu desa dengan desa lainnya itu produk yang dihasilkan harus berbeda,” tandasnya.
Dari program tersebut, pemerintah akan membantu masyarakat dengan bantuan permodalan, pembinaan, dan pola manajemennya. “Produk yang dihasilkan tentunya akan dijual dan ditampilkan di kampung reyog dimana ada semacam khusus UMKM dengan produk kreatif,” katanya.
Di sektor kepariwisataan, Ipong juga berkomitmen akan membangun infrastruktur jalan menuju objek wisata. Pasalnya, dari puluhan objek wisata yang ada di Ponorogo sampai saat ini terkendala dengan infrastruktur jalan. “Sebesar 50 persen nantinya difokuskan pada pembangunan infrastruktur, untuk dua atau tiga tahun mendatang,” katanya.
Sementara, Prof Hotman Siahaan selaku Pakar Sosiologi Guru Besar Fakultas Unair Jatim mengatakan, program kerja Bupati Ponorogo sudah cukup baik. Diantaranya menjadikan reyog bagian dari perekonomian kerakyatan, dan melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh untuk mengekplorasi.
“Kegiatan reyog tidak hanya bernilai ekonomis, namun nilai filosofis yang harus dikembangkan dan membuat kebudayaan reyog menjadi bagian berkehidupan bermasyarakat,” katanya.
Dikatakannya, jika reyog merupakan bagian dari lokal wisdom yang dikembangkan oleh rakyat, dan pemerintahan masuk untuk turut campur dalam kehidupan semacam itu, maka tugas pemerintah membantu untuk mengemas dan memasarkan produk  yang layak di segmen masyarakat.
“Skema strategi pembangunan kebudayaan di Jatim sudah dilakukan ditingkat Jatim, kini selanjutnya Kab/kota juga harus sudah menyiapkan strategi kebudayaan yang ada di daerahnya dan disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing,” katanya.
Berkaitan dengan pemasaran produk kepariwisataan, Hotman mengatakan, upaya mempromosikan dan memasarkan secara efektif bisa juga dilakukan melalui dunia maya atau internet diantaranya membuat situs, hingga melalui media sosial lainnya. Misalkan saja, di level jatim, sudah ada digital marketing melalui www.eastjava.com. [rac]

Tags: