Jaga Kearifan Lokal, Banyuwangi Batasi Pendirian Hotel Baru

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memaparkan pencapaian Banyuwangi di hadapan 30 pemimpin media massa di Jatim di Pendopo Kabupaten setempat. [titis/bhirawa]

Banyuwangi,  Bhirawa
Untuk menjaga kearifan lokal dan keseimbangan permintaan dan ketersediaan, Pemkab Banyuwangi  untuk sementara ini membatasi pendirian hotel baru. Pemkab setempat hanya memberikan izin untuk pendirian hotel bintang tiga ke atas.
“Kami hanya memberikan izin untuk pendirian hotel bintang tiga ke atas. Kami tak mau ada kompetisi yang tidak sehat antar hotel, termasuk rusaknya kearifan lokal,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menerima 30 pemimpin redaksi media massa di Jawa Timur di Pendopo Kabupaten untuk mengikuti kegiatan media gathering yang diselanggarakan oleh Joint Pertamina Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) kemarin.
Anas mengatakan pihaknya tak ingin merebaknya kehadiran hotel melati di wilayahnya menjadi ajang mesum. Dan ini merusak citra Banyuwangi sebagai daerah religius. Karena itu pihaknya sangat selektif dan tidak mengobral izin hotel meski banyak investor yang berminat.
“Sekarang Banyuwangi sedang membentuk pasar khususnya pariwisata. Sudah tumbuh bagus, tapi masih dalam kerangka membentuk pasar. Jadi kami tidak mau obral izin hotel agar kompetisi antar hotel menjadi sehat dan kearifan lokal terjaga,” kata Anas seraya menyebut terakhir Banyuwangi memberikan izin untuk sejumlah hotel baru, yakni Grup Aston, Singgasana dan Alila.
Tak hanya selektif terkait izin pendirian hotel baru, Pemkab Banyuwangi juga tak memberikan izin untuk pendirian karaoke dan diskotik. Pihaknya ingin agar wisatawan baik mancanegara dan lokal yang berkunjung ke Banyuwangi benar-benar ingin mengeksplorasi yang khas dari daerah ini, mulai wisata alam, budaya, atau gabungan dari kedua wisata ini (ecotourism). Dan buktinya banyak hotel berbintang di sana okupansinya penuh  meski tak memiliki fasilitas karaoke dan diskotik.
“Memang ada yang bilang, Banyuwangi tidak akan maju kalau seperti ini. Kami tegaskan, ingin menumbuhkan Banyuwangi bukan karena karaoke dan diskotik, tapi karena keindahan alam dan keanekaragaman budayanya,” kata Anas.
Untuk diketahui jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat ke Banyuwangi, apalagi ada bandara perintis.  Bandara Blimbingsari telah dioperasikan sejak 29 Desember 2010 dengan panjang landas pacu 2.250 meter. Saat ini, terdapat tiga maskapai yang beroperasi yakni, Garuda Indonesia, NAM Air, dan Wings Air. Dan terakhir ada penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi dengan maskapai Garuda Indonesia.
Pada 2016 jumlah wisatawan meningkat 131 persen dari tahun sebelumnya. Target 45.000 wisatawan mancanegara, terlampau mencapai 77.000. Sedangkan target wisatawan nusantara 2,3 juta tercapai hingga 4,02 juta. Sehingga total kunjungan wisatawan pada 2016 mencapai 4.099.588 orang. [tis]