Jaga Kualitas Diri, Istri ASN Tak Sekadar ‘Konco Wingking’

Ketua DWP Dindik Jatim Atik Saiful Rachman menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba merias diri sendiri dalam rangka HUT ke-17 DWP.

Ketua DWP Dindik Jatim Atik Saiful Rachman menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba merias diri sendiri dalam rangka HUT ke-17 DWP.

“Penguatan Kualitas Istri ASN Menuju Ketahanan Keluarga”
Pemprov, Bhirawa
Keberadaan kaum perempuan tak dapat lagi di pandang sebelah mata. Demikian pula mereka yang tergabung dalam naungan Dharma Wanita Persatuan (DWP). Eksistensinya tidak lagi disebut sebagai konco wingking. Lebih dari itu, mereka berdiri di samping Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mengambil peran strategis sebagai mitra pemerintahan.
Dengan kesejajaran semacam itu, otomatis muncul sebuah konsekuensi yang harus dipenuhi kaum perempuan. Ketua Penasehat DWP Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman mengungkapkan, para istri ASN mempunyai peran penting dalam membangun ketahanan keluarga sekaligus membantu tugas-tugas suami. Karena itu, istri ASN yang tergabung dalam DWP ini setidaknya harus memiliki kualitas diri yang baik.
“Istri bukan lagi di belakang, tapi sudah di samping suami. Menemani suami sekaligus membantu tugas-tugasnya,” terang Saiful Rachman dalam pengarahannya di Peringatan HUT ke 17 DWP Dindik Jatim, Selasa (20/12). Sebagai teman ASN, lanjut Saiful, maka konsekuensinya DWP harus menjaga kredibilitas, kapasitas pengetahuan, tutur kata dan performanya.
Terlebih saat ini Dindik Jatim akan segera mendapat amanah baru mengelola SMA, SMK dan Pendidikan Khusus (PK) sesuai Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dengan begitu, hampir bisa dipastikan volume pekerjaan ASN di lingkungan Dindik Jatim akan semakin tinggi. “Semua persoalan dari daerah-daerah harus kita tangani. Pelayanan harus kita berikan sebaik mungkin,” tutur Saiful yang juga Kepala Dindik Jatim ini.
Di sisi lain, Saiful juga melihat fenomena yang memprihatinkan di dunia pendidikan. Khususnya tingkat perceraian yang didominasi oleh guru perempuan. Semestinya, lanjut Saiful, ketahanan keluarga seorang pendidik dapat menjadi teladan di lingkungannya. “Seorang guru perempuan dengan penghasilan tinggi seharusnya bisa semakin memahami bagaimana perannya. Mereka harus memberi teladan yang baik,” kata dia.
Keprihatinan serupa juga diungkapkan Ketua DWP Dindik Jatim Atik Saiful Rachman. Tingkat perceraian yang tinggi akan menjadi salah satu perhatian serius DWP Jatim. Pihaknya akan membangun jaringan komunikasi ke daerah-dearah hingga ke satuan pendidikan untuk mencegah hal tersebut terjadi lebih banyak.
“Fenomena ini cukup memprihatinkan. Karena merasa sudah mandiri, perempuan berani mengambil keputusan semacam ini. Padahal kemandirian harus diimbangi dengan komitmen yang kuat terhadap keluarga,” terang perempuan bernama asli Dyah Cahyanti Dwi PutrantiSE,MM itu.
Dalam momentum peringatan HUT ke-17 DWP ini, Atik mengakui tengah merancang program-program prioritas. Jika pada 2016 lalu disebutnya sebagai penguatan program, tahun depan merupakan tahun pengembang program prioritas.
“Kita akan melibatkan diri dengan tugas baru Dindik Jatim ini mengelola SMA-SMK. Khususnya dalam membangun jaringan dengan DWP di setiap cabang dinas dan satuan pendidikan,” kata dia.
Dalam hal mengemban tugasnya, Atik setuju dengan perlunya peningkatan kualitas diri istri ASN. Sebab istri ASN, menurutnya harus memiliki kepekaan terhadap lingkungannya dan terampil. “Salah satu contohnya kita adakan lomba merias diri. Sebenarnya ini untuk mengasah keterampilan mereka agar bisa menjaga performanya. Di sisi lain, keterampilan seperti ini perlu agar perempuan tidak selalu bergantung pada salon,” terang dia.
Dengan peningkatan kualitas diri istri ASN, Atik berharap anggota DWP dan perempuan pada umumnya dapat menjadi pelaku utama dalam membangun ketahanan keluarga sekaligus membantu tugas-tugas ASN.
Ketua Panitia HUT ke-17 DWP di lingkungan Dindik Jatim Muzayyinningsih Hudiyono menambahkan, momentum peringatan tersebut diisi dengan sejumlah agenda penting. Diantaranya ialah pemberian santunan pada peserta didik kurang mampu, bakti sosial donor darah serta lomba tata rias wajah diri sendiri.
“Dalam puncak peringatannya, kita melibatkan sejumlah peserta didik untuk menampilkan kreatifitasnya. Salah satunya drama tari yang dipertontonkan siswa-siswi SMKN 12 Surabaya dengan mengangkat tema Pancali,” pungkas dia. [tam]

Tags: