Jaga Stock Pupuk, Pemilik Kios di Situbondo Dukung Program Kartani

Pemilik kios pupuk Surya Agro, Sugiran. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Kesinambungan stock pupuk kini menjadi senjata ampuh bagi para petani, termasuk di Kabupaten Situbondo. Untuk itu, program kepemilikan Kartani (Kartu Tani) yang digaungkan oleh pemerintah seyogianya didukung penuh semua kalangan petani. Sehingga kecukupan stock pupuk di Kota Santri menjadi kenyataan. Untuk itu, semua petani harus segera merampungkan kepemilikan Kartani sebagai salah satu syarat mudah mendapatkan suplai pupuk.

Sugiran, salah satu pemilik kios pupuk di Kabupaten Situbondo sejak awal mendukung penuh program pemerintah tentang kepemilikan Kartani oleh semua petani. Pasalnya, sebut Sugirah, selain untuk mempermudah pengaturan manajemen penggunaan pupuk, kepemilikan Kartani juga untuk mempermudah setiap petani mendapatkan suplai pupuk. “Ya beberapa waktu lalu sempat terjadi pro kontra stock pupuk, akibat ada pengurangan dari pemerintah. Nah setelah ada Kartani, persoalan pupuk sedikit mulai terurai,” aku Sugiran Senin (18/1).

Dalam pandangan Sugiran, sejak akhir tahun 2020 lalu pupuk sudah tertata dengan baik berkat adanya Kartani, meski kini masih dalam penggarapan. Pembuatan Kartani itu, urai Sugiran, didasarkan pada data NIK/KTP/KK setiap petani. Penyertaan persyaratan Kartani itu, aku dia, karena dalam Kartani ada proses perbankan.

“Maka semua kelompok tani (poktan) mengumpulkan data itu agar petani mudah saat membutuhkan pupuk subsidi. Kini poktan juga mulai mendata semua petani termasuk lokasi sawah dan tempat kios yang berhak menyediakan pupuknya,” ujar Sugiran.

Pemilik kios pupuk Surya Agro itu manambahkan, dengan kebijakan kepemilikan Kartani itu kedepan tidak ada lagi pupuk yang keluar dari kios di setiap desa. Misalnya saja, Sugira mencontohkan, jatah pupuk setiap kelompk tani satu ston maka pengajuan juga disesuaikan dengan data yang diajukan. “Saat ini baru pengajuan dari poktan karena Kartani belum selesai dan masih dalam proses penggarapan. Sekitar 50 persen yang belum memiliki Kartani,” beber Sugiran.

Kenapa pupuk sebelumnya sempat berkurang ? Kata Sugiran karena saat itu stock pupuk dari pusat disesuaikan dengan KTP dan KK yang masuk. Tetapi setahu Sugirah, saat ini justeru jumlah jatah pupuk ditambah oleh pusat. Terkait penggunaan pupuk subsidi, terang Sugirah, biasanya petani memakai pupuk dalam jumlah banyak tanpa disertai penggunaan pupuk ZA.

“Ya karena banyak petani yang tidak mencampur pupuk subsidi dengan pupuk jenis yang lain sehingga saat itu pupuk selalu berkurang. Makanya saat ini ditata dengan baik sesuai dengan data yang ada dilapangan,” pungkas Sugiran.[awi]

Tags: