Jagung Hibrida UTM Hasilkan 7,9 Ton Perhektar

Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo, mendukung langkah Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk mengembangkan jagung hibrid Madura melalui proses research and development.

Bangkalan, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mendukung langkah Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk mengembangkan jagung hibrid Madura melalui proses research and development. Dukungan tersebut diberikan sebagai upaya meningkatkan produktivitas jagung Madura yang masih tergolong rendah.
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur menyampaikan hal tersebut pada saat menghadiri acara Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Swasembada Tanaman Jagung dan Pembangunan Madura di UTM Bangkalan, Madura, Selasa (11/4).
Menurut Pakde Karwo, jagung hibrid hasil riset UTM ini mampu menghasilkan 7,9 ton per hektare lebih banyak dari jagung lokal Madura, yang hanya menghasilkan 2,5 ton per hektar. “Hasil dari jagung hibrid ini bisa lebih dari dua kali lipat jagung lokal,” katanya.
Untuk meningkatkan produksi jagung Madura, selain dengan meningkatkan produktivitasnya, juga perlu dilakukan perluasan areal tanam. Perluasan lahan tersebut membutuhkan komitmen kuat dari kepala daerah yang dibantu unsur Muspida seperti Dandim dan Kapolres. “Perluasan ini bisa dilakukan dengan melibatkan unsur perguruan tinggi seperti MoU dengan UTM ini. Tapi saya minta dicek betul tanahnya, jangan tanah yang bermasalah,” katanya
Langkah lainnya, Pakde Karwo minta bupati di Madura untuk menyiapkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) agar memberikan kredit murah bagi para petani jagung. Model ini bisa dilakukan melalui skema loan agreement. Ini adalah meminjamkan uang dari APBD, tanpa meminta jasa giro. Untuk kemudian disalurkan menjadi kredit murah dan asuransi bagi petani jagung. “Bunganya harus satu digit, misal tujuh persen. Pemprov sudah melakukan ini di Bank UMKM dan Bank Tani,” ujarnya.
Bila semua langkah tersebut dilakukan, ia  yakin Madura akan bisa menjadi daerah penghasil jagung yang sangat potensial. Apalagi luas areal tanam jagung di Madura sekitar 30 persen dari areal tanam jagung di Jawa Timur. Yakni seluas 360 ribu hektar dari total 1.215.354 hektar areal pertanaman jagung di Jatim.
Ditambahkannya, permasalahan serius saat ini adalah dari total 36,49 persen tenaga kerja sektor pertanian di Jatim hanya menyumbang sebanyak 13,31 persen PDRB Jatim. Solusinya ada dua, pertama, meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) dengan agro input, pengairan dan bibit bagus. Kedua, jangan menjual produk pertanian yang belum diolah. Misal menjual pisang yang sudah diolah menjadi keripik pisang dan nangka.

Tags: