Jagung Mahal dan Langka, Pemkab Blitar Tunggu Kebijakan Pusat

Toha Mashuri. [Hartono/Bhirawa]

Kota Blitar, Bhirawa
Mahalnya harga jagung dan terbatasnya jumlah jagung di Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Toha Mashuri mengatakan selama ini pihaknya selalu memantau kondisi peternak ayam petelur yang saat ini kesulitan mencari pakan, terutama komponen jagung di Kabupaten Blitar.

“Selain harganya yang mahal, komponennya juga terbatas dipasaran,” kata Toha Mashuri.

Lanjut Toha, pihaknya juga menegaskan terkait permasalahan itu sudah sudah menyampaikan kepada Kementerian untuk bisa membantu ketersediaan jagung di Kabupaten Blitar yang juga sebagai sebagai bahan pakan ternak yang ada di Kabupaten Blitar.

“Akhirnya beberapa waktu lalu perwakilan dari Kementerian datang di Kabupaten Blitar dengan memberikan penawaran bantuan subsidi,” ujarnya.

Namun dikatakan Toha, karena nilai bantuan hanya Rp. 200,- perkilogram dan jumlah volume tidak terlalu besar, maka para peternak belum bisa menyepakati dari subsidi tersebut. Karena kalau itu diserap dalam waktu sehari sudah habis.

“Sehingga pihak Kementerian juga sudah berjanji akan segera melaporkan kepada atasannya, dan kini kami masih menunggu kebijakan selanjutnya,” jelasnya.

Tambah Toha, kebutuhan jagung untuk peternak mencapai 1.200 ton perhari, disisi lain harga jagung dipasaran cukup tinggi yaitu mencapai Rp. 5.800,- perkilogram. Padahal sesuai dengan Permendag seharusnya harga jagung Rp. 4.500,- perkilogram.

“Sehingga harga tersebut memberatkan Peternak, karena selain harga jagung mahal saat ini harga telur jatuh sekitar Rp. 14 ribu perkilogramnya,” pungkasnya. [htn]

Tags: