Jajaran Polda Jatim Siaga Ancaman Bom

Usai-digrebek-BNNK-Surabaya-rumah-dr-Heriyanto-Budi-di-Jl-Jemur-Andayani-terlihat-sepi-dan-hanya-digunakan-sebagai-tempat-jual-makanan.-[abednego/bhirawa].

Usai-digrebek-BNNK-Surabaya-rumah-dr-Heriyanto-Budi-di-Jl-Jemur-Andayani-terlihat-sepi-dan-hanya-digunakan-sebagai-tempat-jual-makanan.-[abednego/bhirawa].

Polda Jatim, Bhirawa
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, memerrintahkan siaga satu bagi semua jajaran Polres di Jawa Timur  sebagaimana perintah  Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang menaikan status keamanan Indonesia menjadi siaga 1 usai peristiwa teror Sarinah Jakarta pekan lalu.
Dengan adanya status siaga 1, seluruh jajaran Polda Jatim turut melakukan pengamanan dengan menurunkan pasukan disejumlah titik titik objek vital. Adapun objek vital yang menjadi focus, diantaranya di Konsulat Jenderal (Konjen), rumah dinas Pejabat Utama, serta pusat-pusat perbelanjaan, dan Bank.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, seluruh Polres dan Polsek jajaran Polda Jatim dihimbau tetap siaga 1. Artinya, seluruh kekuatan personel dikerahkan untuk mengamankan objek-objek vital yang ada di seluruh Jawa Timur. Terkhususkan untuk Surabaya, personel di tempatkan pada objek vital seperti pusat perbelanjaan, bank, dan Konjen negara asing.
“Semua Polres dan Polsek jajaran kita perintahkan untuk antisipasi bahaya terorisme. Segala bentuk ancaman tetap kita antisipasi sedini mungkin,” tegas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi Bhirawa, Minggu (17/1).
Dijelaskan Argo, selain Polres dan Polsek jajaran, Polda Jatim tetap berkoordinasi dengan TNI perihal pengamanan wilayah. Intinya, lanjut Argo, TNI Polri bersama-sama menjaga kondusifitas Jawa Timur dari segala bentuk ancaman keamanan.
“Kondisi Jatim relative aman. Tapi, Polri bersama TNI tetap siaga dalam menjaga situasi keamanan di Jawa Timur,” ungkapnya.
Terpisah, Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya AKBP Tony Sugiyanto menambahkan, sampai saat ini pasukan Sabhara Polrestabes Surabaya tetap disiagakan di objek-objek vital di Surabaya. Sesuai perintah Kapolri, sambung Tony, pasukan diminta untuk siaga 1 terhadap segala bentuk ancaman keamanan.
“Jumlah personel Sabhara yang disiagakan masih sama. Cuma, ada tambahan dari personel Pam Obvit Polrestabes Surabaya yang dikerahkan untuk pengamanan Konjen dari negara asing,” tambah Tony.
Ditanya perihal focus pengamanan, Tony mengaku tidak ada yang berubah pada objek pengamanan. Patrol skala besar dan kecil tetap diintensifkan untuk memantau seluruh objek vital di Surabaya. “Tim Sabhara dibantu Pam Obvit mengamankan Konjen Peranci, Cina, Amerika, dan Jepang,” terang Tony kepada Bhirawa.
Selain itu, masih kata Tony, pos-pos Polisi Lalu Lintas tetap mendapat dibcak up penuh oleh personel Sabhara Polrestabes Surabaya. “Intinya penjagaan tetap sama. Cuma, kami mendapat bantuan pengamanan dari personel Pam Obvit yang disiagakan di Konjen negara asing dan pos Lalin,” jelasnya.
Perlu Ajaran Agama
Menanggapi insiden terror yang terjadi di Jakarta, H Masduki Toha Wakil ketua DPRD Surabaya meminta kepada pemerintah untuk kembali menggiatkan pelajaran agama di seluruh sekolah umum, sebagai basic sekaligus modal agar terhindar dari pengaruh kelompok teroris.
“Saya sangat sedih ketika mendengar sekaligus menyaksikan kejadian itu melalui televise, sebagai orang beragama Islam, saya menyimpulkan bahwa mereka yang menjadi pelaku insiden bom di Jakarta itu basic agamanya itu lemah bahkan tidak ada,” ucapnya. Jumat (15/1)
Masih Masduki Toha, Sekarang ini peran Negara sangat dibutuhkan, utamanya menyangkut pelajaran agama di berbagai tingkatan sekolah umum yang ternyata hanya dua jam, untuk itu jika ingin memperbaiki moralitas bangsa, maka pelajaran soal agama ini harus ditambah, sehingga sejak dini sudah mengenal agam yang sesungguhnya, apapun agamanya.
“Saya sepakat dengan sastement Menko Polkam bahwa orang ini tidak beragama, karena tak satupun agama yang mengajarkan hal seperti itu, sehingga kedangkalan pemahaman soal agama ini akan dengan mudah di manfaatkan oleh kelompok-kelompok seperti ini,” tandasnya.
Sebagai anggota DPRD Surabaya yang concern terhadap dunia pendidikan, Masduki Toha mengatakan bahwa latar belakang pendidikan seseorang tidak bisa menjamin bakal lolos dari pengaruh kelompok teroris, jika basic agamanya lemah.
“Back ground pendidikan tidak menjamin akan lolos dari pengaruh mereka, karena terbukti juga banyak yang lulusan S1 dan S2, jadi basic agama itu sangat di perlukan, bayangkan, merak hanya mengenal surga dan neraka, padahal bukan seperti itu,” tegasnya.
Masduki juga meminta kepada seluruh Pemda, utamanya Kota Surabaya untuk melaporkan kondisi pendidikan di wilayahnya kepada pemerintahan diatasnya, utamanya terkait minimnya pendidikan agama di berbagai tingkatan sekolah (SD, SMP dan SMU serta Perguruan Tinggi).
“Seluruh Pemda termasuk Kota Surabaya sudah harus melaporkan kondisi wilayahnya kepada pemerintah di atasnya yakni Provinsi dan pusat, terkait pendidikan agama di wilayahnya, dengan tujuan mendorong untuk terus ditingkatkan, karena menyangkut kualitas mental seorang siswa,” tambahnya.
Khusus untuk kota Surabaya, Masduki Toha menyatakan bahwa sampai saat ini masih aman dari pengaruh kelompok teroris, karena beberapa orang yang tertangkap terbukti bukan warga asli Surabaya.
“Surabaya tetap harus waspada, namun tidak harus berlebihan, karena meskipun dikabarkan ada warga Surabaya yang berhasil direkrut, ternyata mereka ini terbukti bukan asli warga Surabaya,” tegasnya. [bed.gat]

Rate this article!
Tags: