Jajaran Polrestabes Terus Pantau Keamanan Gereja Kota Surabaya

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan saat memantau keamanan beberapa gereja yang ada di Surabaya, Minggu (27/5).[abednego/bhirawa]

Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Dua pekan pasca peristiwa teror bom yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya, Polrestabes Surabaya beserta Polsek jajaran terus melakukan patroli di lebih dari 200 gereja di Kota Surabaya. Hal ini dilakukan jajaran kepolisian untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi umat nasrani yang melakukan ibadah.
Guna menjaga kamtibmas, sejak pukul 06.00 Kapolrestabes Surabaya beserta jajaran mengecek kesiapan pengamanan di tiga gereja di Surabaya. Ketiganya yakni di Gereja Mawar Sharon ITC Mall di Jl Gembong, Gereja Kristus Raja di Jl Residen Sudirman dan di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus di Jl Polisi Istimewa Surabaya.
“Sebagaimana biasanya umat nasrani melakukan ibadah misa yang dilakukan mulai pukul 06.00 dan ada yang dilakukan di sore hari. Kepolisian berkewajiban melakukan pengamanan,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan saat mengunjungi Gereja Mawar Sharoon di ITC Mall, Minggu (27/5).
Rudi menjelaskan pengamanan di gereja-gereja tidak hanya dilakukan oleh aparat kepolisian saja. Tapi dalam hal ini dibantu juga oleh anggota TNI, Satpol PP dan Banser. Bahkan pesilat juga turut membantu melakukan pengamanan di gereja-gereja.
“Seperti terlihat tadi (kemarin) pengamanan di gereja juga dilakukan oleh komponen masyarakat seperti Banser, pesilat. Mereka turut membantu aparat kepolisian dan TNI dalam melakukan pengamanan di gereja,” jelas Rudi.
Dalam pengamanannya, sambung Rudi, setiap orang atau jemaat diperiksa dengan alat detektor untuk mengecek tiap orang yang akan masuk gereja. Pemeriksaan ini dilakukan guna menjaga keamanan gereja dan jalannya ibadah.
“Tadi untuk wanita dilakukan pemeriksaan badan. Ini perlu dilakukan untuk memeriksa barang-barang bawaannya. Siapa saja baik itu jemaat tetap dilakukan pemeriksaan supaya kita memastikan bahwa tidak ada barang-barang terlarang yang dibawa,” tegasnya.
Rudi menambahkan, ada sekitar 200 lebih gereja yang ada di Kota Surabaya mendapatkan pengamanan yang sama. Tujuannya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, serta menjaga keamanan bagi umat nasrani yang akan menjalankan ibadah.
“Semua gereja kita jaga semua. Saya juga sudah menginstruksikan perwira-perwira untuk ikut menjaga di setiap gereja di wilayahnya masing-masing dengan dipimpin oleh kapolsek-kapolsek langsung,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kejadian ledakan bom gereja di Surabaya pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel Madya. Berselang 45 menit, bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dan bom ketiga meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. Satu hari kemudian terjadi ledakan di Mapolrestabes Surabaya. [bed]

Tags: