Jalan Rusak Ganggu Aktivitas Warga Kab.Malang

Jalan desa dalam kondisi rusak di wilayah Desa Ngadireso yang menghubungkan Desa Sumberejo, Kec Poncokusumo, Kabupaten Malang. [ cyn/Bhirawa]

Jalan desa dalam kondisi rusak di wilayah Desa Ngadireso yang menghubungkan Desa Sumberejo, Kec Poncokusumo, Kabupaten Malang. [ cyn/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Masyarakat ujung timur di wilayah Kabupaten Malang kini mengeluhkan jalan antar penghubung desa mengalami kerusakkan, namun belum ada perhatian dan perbaikan yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga (DBM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Dengan kerusakkan antar penghubung desa tersebut, terutama di wilayah Kecamatan Poncokusumo, kabupaten setempat mengganggu aktivitas warga.
Hal ini dibenarkan, Koordinator Badan Pekerja Pro Desa Ahmad Kusaeri, Rabu (22/4), kepada Bhirawa. Ada puluhan jalan penghubung desa di wilayah Kecamatan Poncokusumo kini dalam kondisi rusak. “Bahkan ada jalan penghubung desa saat iniĀ  masih dalam bentuk makadam atau jalan yang hanya diberi batu-batu kecil. Sehingga hal itu menyulitkan warga ketika membawa hasil bumi,” paparnya.
Padahal, lanjut dia, anggaran DBM tahun 2015 ini mencapai Rp 400 miliar. Dengan besarnya anggaran tersebut, seharusnya jalan penghubung antar desa di wilayah Kecamatan Poncokusumo menjadi perhatian khusus. Sebab, wilayah Poncokusumo sebagai daerah agropolitan atau daerah wisata, seharusnya jalan-jalan desa itu sudah diaspal.
“Karena untuk menarik banyak wisatawan datang ke Poncokusumo, infrastruktur jalan harus bagus dan mulus. Dan jika infrastruktur jalan desa tidak segera diperbaiki dan dibangun, maka jangan harap wisatawan datang ke Poncokusumo,” ujar Kusaeri.
Menurut dia, jalan penghubung desa yang kini dalam kondisi rusak, diantaranya di Desa Karanganyar yang menghubungkan Desa Jambe Sari, Desa Ngadireso menuju Desa Sumberejo, dan jalan poros di wilayah Desa Pandansari.
Padahal, Kepala DBM Kabupaten Malang Mochamad Anwar, saat ini juga sebagai Koordiantor Pembangunan Jalan Wilayah Malang Timur. Karena biasanya yang menjadi koordinator tersebut diserahkan kepada stafnya, namun kini langsung dipegang sendiri oleh Anwar.
Kusaeri menduga jika pembangunan jalan desa saat ini ada kaitannya dengan pencitraan Bupati Malang Rendra Kresna yang mencalonkan kembali sebagai Bupati Malang periode 2015-2020. Karena DBM ketika membangun jalan desa, disesuaikan dengan kegiatan kampanye Rendra.
“Agar terkesan Rendra Kresna benar-benar memperhatikan warganya, sehingga warga nantinya mau memilih Rendra di Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Malang 2015, yang akan diselenggarakan pada bulan Desember 2015 medatang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DBM Kabupaten Malang Mochamad Anwar mengakui, jika jalan desa di wilayah Kabupaten Malang kini masih banyak yang rusak. Sedangkan panjang jalan desa di Kabupaten Malang totalnya mencapai 6.967 ribu kilometer. “Jalan desa yang masih belum tertangani mencapai 64,70 persen dari total panjang jalan desa tersebut,” terangnya.
Ditegaskan, dengan masih banyaknya jalan desa yang belum diperbaiki, hal itu disebabkan minimnya anggaran. Idealnya untuk pembangunan sarana dan prasarana jalan di wilayah Kabupaten Malang, membutuhkan anggaran yang cukup besar, yaitu Rp 1,2 triliun. Sementara, alokasi APBD tahun 2015, Dinas Bina Marga hanya menerima anggaran sebesar Rp 400 miliar.
Sehingga, kata Anwar, dengan keterbatasan anggaran tersebut beberapa program terpaksa kita hemat. Seperti yang tidak masuk kategori prioritas atau mendesak harus kita tunda, dan pada tahun berikutnya baru kita anggarkan. “Anggaran Rp 400 juta tersebut, bukan hanya untuk pembangunan dan perbaikan jalan desa saja, namun alokasi anggaran itu juga dipergunakan untuk pembangunan dan perbaikan jembatan,” ungkapnya.
Mengingat, lanjut dia, total jembatan yang tersebar di 33 kecamatan yakni sebanyak 395 titik, baik itu jembatan kecil, sedang, maupun besar. Sedangkan pihaknya baru melakukan perbaikan jembatan baru mencapai 40 persen. [cyn]

Tags: