Pemkot Surabaya, Bhirawa
Sudah berminggu-minggu Jl. Tanjungsari, Kecamatan Asemrowo tergenang air. Kondisi ini berdampak adanya kemacetan lalulintas, juga mengakibatkan kendaraan yang lewat itu celaka gara-gara terperosok lubang di sana.
Selama seminggu beberapa kendaraan yang melewati Jl. Tanjungsari khususnya dekat lokasi Pasar Buah Peneleh Baru hingga gudang No 38, membuat laju kendaraan di sana melambat, meski suasana sepi.
Hadi, warga Tandes yang bekerja di Tanjungsari mengatakan, jalan dengan panjang sekitar 100 meter sudah tergenang air dengan ketinggian 20 cm- 40 cm. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya lubang yang cukup dalam dan tidak kelihatan karena tertutup dengan genangan air.
Meski kendaraan yang lewat itu berusaha untuk hati-hati ketika melewati genangan, namun ada juga yang masih terpelosok. Padahal, mereka juga dipandu oleh beberapa remaja agar lajunya bisa lancara. Namun, tak pelak masih banyak mobil jenis sedan mogok dan harus didorong oleh beberapa remaja yang ada di sana.
Menurutnya, kejadian tersebut, sudah seringkali terjadi baik menimpa kendaraan roda empat, maupun roda dua. Kondisi ini juga memicu adanya kemacetan lalulintas. Bahkan, tak tanggung-tanggung, jika hari efektif, kendaraan mengular hingga 1-2 km.
“Kalau hujan deras, di sini pasti banjir. Apalagi sekarang ini hujannya terus menerus, genangan airnya sudah berminggu-minggu tak surut. Parahnya, di genangan itu banyak jebakan berupa lubang cukup dalam sehingga membuat siapa saja yang tak hati-hati akan celaka,” bebernya Senin (10/3).
Sementara itu Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati mengatakan genangan air di Jl. Tanjungsari ini terjadi karena jalannya berbentuk cekungan.
Kondisi ini diperparah dengan tertutupnya saluran yang ada di sana. Sehingga, air tak bisa masuk ke saluran.
”Kami sudah melakukan pembongkaran terhadap beberapa bedak yang menutupi saluran. Harapannya agar air bisa kembali masuk ke saluran sehingga tak terjadi genangan. Selain itu, kami meminta kepada Camat dan Lurah di sana untuk menjaga agar saluran tak dipakai untuk berjualan maupun dipakai untuk menumpuk barang,” katanya.
Direncanakan setelah genangan air habis, pihaknya akan melakukan pengaspalan terhadap jalan rusak yang tergerus air. ”Kami tak mungkin mengaspal sekarang karena akan percuma. Makanya harus menunggu susut dulu airnya, baru di aspal,” tegasnya. [dre]