Jalankan Pembangunan, Khofifah Gunakan Pendekatan Keumatan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak berkunjung ke kantor PWNU Jatim, Senin (25/2).[adit hananta/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terus berupaya membangun kerjasama yang solid dengan berbagai pihak untuk mendukung jalannya pembangunan di Jatim. Tidak hanya dengan para ahli, Khofifah juga menjalin sinergi dengan para kiai.
Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan, pentingnya menjalin kerjasama tersebut karena proses perjalanan pemerintahan di Jatim tidak hanya membutuhkan pemikiran-pemikiran strategis, genuine dan rasional semata, tapi juga membutuhkan pendekatan religius dan keumatan. Karena itu, pihaknya berharap Nahdlatul Ulama (NU) terus mengawal jalannya pembangunan yang dilakukan Pemprov Jatim.
“Kami ingin menyambung hati, pikiran dan program-program. Kerjasama ini akan menjadi bagian partnership antara pemprov dengan elemen-elemen strategis di Jatim,” tutur Khofifah saat bersilaturahim dengan para kiai dan tokoh NU di kantor Pengurus Wilayah NU Jatim, Senin (25/2).
Khofifah mengaku, NU memiliki peran strategis bagi pembangunan Jatim, karena memiliki jaringan pondok pesantren, pengasuh dan santri yang sangat kuat. Gubernur Khofifah melanjutkan, salah satu peran strategis yang diharapkan dari NU adalah menghadapi tantangan ideologi, di mana saat ini terdapat potensi munculnya benih-benih radikalisme dari usia SMP dan SMA. Ideologi yang radikal tersebut bisa mengancam keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Bersama dengan Dinas Pendidikan Jatim, NU diharapkan memberikan peran yang lebih strategis dan fokus, agar pikiran-pikiran modernisasi dan toleransi dapat dibangun bersama dengan penguatan spiritual dan religus,” lanjutnya seraya mengimbuhkan, para generasi muda harus memahami keberagaman dalam harmoni kehidupan.
Khofifah optimistis kerjasama tersebut akan berdampak positif bagi kemajuan Jatim, bangsa dan negara, bahkan dunia. Alasannya, NU telah terbukti memberikan kontribusi strategis bagi bangsa ini, mulai awal kemerdekaan, masa pembangunan hingga sekarang.
“NU tetap akan menjadi salah satu tumpuan, bagaimana membangun kehidupan yang damai dan menghadirkan Islam rahmatan lil alamin,” pujinya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, istri Wagub Jatim Arumi Bachsin, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, para kiai dan tokoh NU, para pengurus PWNU Jatim, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Kepala Biro Kessos Setdaprov Jatim dan para wartawan dari berbagai media.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan, pertemuan ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa Jatim kini sudah menjadi satu. Khususnya setelah sempat terpecah saat proses Pilgub Jatim.
“Intinya kunjungan ini mengongkritkan Jatim menjadi satu. Ya namanya kemarin ada proses politik Pilgub macam-macam, khawatir ada friksi macam-macam. Jadi sekarang ulama kompak, NU kompak, pejabat kompak, rakyat kompak, Jatim Satu,” kata Kiai Marzuki Mustamar usai pertemuan.
Lebih dari itu, dalam pertemuan itu, juga dibahas masalah tentang perlunya kewaspadaan Jatim pada penyebaran paham radikalisme. Ia meminta Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Dardak untuk bersama-sama mengawasi. Jangan sampai masjid, rohis, sekolah dipakai sebagai tempat menetasnya ide-ide radikalisme.
Ia juga meminta agar kepala sekolah di Jawa Timur juga diseleksi agar yang menjadi pemimpin dan kepala sekolah adalah mereka yang punya kewaspadaan dini pada paham radikalisme. [tam]

Tags: