Jalur Nasional Putus Kegiatan Mengajar Terhenti

Para murid dibantu sejumlah guru membersihkan ruangan kelas sisa banjir di SDN Karangketug II Kota Pasuruan, Kamis (12/1) pagi. [hilmi husein]

Banjir Terjang Pasuruan
Pasuruan, Bhirawa
Tingginya curah hujan di kawasan hulu membuat banjir melanda wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan. Akibatnya, air banjir merendam jalan nasional di jalur pantura Pasuruan-Surabaya, tepatnya di jalan raya Tambakrejo Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan, Rabu (11/1) malam.
Selain jalur nasional lumpuh total, air banjir juga melumpuhkan aktifitas kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dua sekolahan. Tak hanya itu, ribuan rumah warga di sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan juga ikut terendam banjir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, ribuan rumah warga di sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan yang terendam air banjir berada di Kraton, Pohjentrek, Bangil, Gempol, Beji, Grati, Nguling dan Winongan serta di Kecamatan Gadingrejo, wilayah Kota Pasuruan. Ketinggian air banjir bervariasi mulai 1-2 meter.
Sedangkan ketinggian air di jalan nasional di jalur pantura Pasuruan-Surabaya mencapai 90 sentimeter. Sehingga arus lalu lintas di jalur ini lumpuh total sejak pukul 21.00 hingga 03.00 WIB.
Agar tak menjadi kemacetan cukup panjang, petugas kepolisian mengalihkan jalur pantura Probolinggo-Surabaya dari jalur timur yakni harus memutar melalui jalur Warungdowo-Purwosari-Pandaan dan Gempol. Sebaliknya jalur barat yakni Surabaya-Probolinggo harus memutar dari Gempol-Pandaan-Purwosari dan Warungdowo.
“Semua kendaraan, baik dari arah timur maupun barat Pasuruan kami alihkan ke Purwosari. Karena jalur pantura Kraton sudah tak mungkin lagi dilewati kendaraan. Ketinggian air di jalur pantura itu sudah mencapai 80-90 sentimeter,” ujar Hendro Abriyanto, Kasat Lantas Polres Pasuruan Kota di lokasi banjir.
Adapun dua sekolah yang terhenti kegiatan KBM-nya antara lain di Kabupaten Pasuruan berada di SDN Kedawung III, Kecamatan Grati dan di Kota Pasuruan yakni SDN Karangketug II, di Kecamatan Gadingrejo. Hal itu dikarenakan endapan air bercampur lumpur yang merupakan sisa dari banjir, masih mengenangi semua ruangan hingga halaman sekolah.
Pantauan Bhirawa di SDN Karangketug II, Kamis (12/1) pagi, semua ruangan mulai ruangan kepala sekolah, dewan guru, ruangan kelas, perpustakaan, musalla hingga lainnya terendam banjir. Ketinggian air banjir di seluruh ruangan mencapai 40 sentimeter, sedangkan di halaman kelas mencapai 1 meter lebih.
“Kegiatan belajar mengajar sekolah langsung kami liburkan. Karena semua ruangan yang totalnya mencapai 14 buah ruangan terendam air banjir. Air banjir ini berasal dari luapan sungai welang,” kata Dian Ratnawati, Plt Kepala Sekolah SDN Karangketug II sembari membersihkan ruangannya.
Agar KBM berjalan normal kembali, pihaknya memerintahkan kepada semua guru untuk melakukan pembersihan semua ruangan sekolah. Termasuk halaman sekolah yang masih terendam air banjir.
“Kegiatan hari ini adalah bekerja bakti membersihkan semua ruangan hingga halaman sekolah. Kami juga memanggil beberapa tenaga orang, agar kondisi sekolah ini cepat bersih. Biar besok (Jumat, 13/1, red) anak-anak bisa kembali bersekolah. Karena sekolahan ini langganan banjir, semua arsip sekolah, buku pelajaran, komputer, alat peraga pendidikan hingga lainnya terselamatkan. Jadi, siswa hanya libur satu hari saja,” jelas Dian Ratnawati.
Ia mengharapkan agar Pemerintah Kota Pasuruan melalui Diknas Pendidikan supaya meninggikan semua ruangan hingga halaman SDN Karangketug II. Tujuannya agar kegiatan belajar mengajar sekolah tidak terganggu.
“Banjir seperti ini sangat mengganggu anak didik kami. Harapan kami kepada pihak terkait hanyalah meninggikan kembali ruangan hingga halaman sekolah,” paparnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, Supriyadi mengaku setiap tahunnya semua sekolah yang terdampak banjir mendapatkan bantuan dari DAK untuk meninggikan ruangan sekolah. Seperti yang terjadi di SDN Karangketug II ini.
“Kita berharap tidak seperti ini, karena banjir disini merupakan air kiriman dari sungai Welang. Untuk barang-barang yang berharga harus disimpan ditempat yang lebih tinggi. Terkait peninggian semua ruangan sekolah, setiap tahunnya sudah kami lakukan. Kedepan akan kami lakukan seperti itu lagi melalui dana DAK,” tandas Supriyadi.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Bhakti Jati Permana mengatakan sekitar 8.000 rumah di Kabupaten Pasuruan yang terendam banjir mulai Rabu (11/1) malam di delapan kecamatan. Termasuk juga fasilitas umum seperti Puskesmas Grati terendam banjir dan sisi jembatan sedodol di Desa Plinggisan, Kecamatan Kraton jebol lantaran tergerus air.
“Banjir kali ini memang sangat besar. Selain intensitas hujan sangat tinggi juga air laut tengah pasang. Sehingga tidak dapat menampung debit air yang besar. Untuk posko bantuan makanan hingga pengobatan sudah kami turunkan di beberapa titik yang tergenangi banjir. Total bantuan makanan sekitar 13 ribu nasi bungkus sudah terbagikan,” papar Bhakti Bhakti Jati Permana.
Sementara itu, Wali Kota Pasuruan, H Setiyono menyampaikan dampak banjir di wilayah Karangasem dan Keradenan Kelurahan Karangketug Kecamatan Gadingrejo merupakan banjir kiriman dari hulu. Sedangkan air laut dalam kondisi pasang.
“Di wilayah kami itu selalu terkena imbasnya. Kami sudah berupaya untuk berkomunikasi langsung dengan pemerintah pusat, agar sungai Welang ini dinormalisasi. Kebijakan itu ada di pemerintah pusat. Kami disini hanya sebagai pelaksana di lapangan,” ujar H Setiyono.
Hal senadanya juga diungkapkan oleh Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf. Menurutnya, ia sudah mendesak Pemprov Jatim dan Pemerintah Pusat untuk memperhatikan sungai-sungai yang ada di Pasuruan. “Kami sudah memintanya untuk normalisasi sungai di Pasuruan. Hingga saat ini belum ada tembusan,” kata HM Irsyad Yusuf. [hil]

Tags: