Jalur pendakian Jatim Resmi Dibuka

Para pendaki saat mengabadikan moment aktivitas mendakinya di gunung Arjuna. Tim pengelola Tahura, Raden Soeryo menyatakan resmi dibuka 3 Agustus 2015.  [ Bhirawa/Hilmi Husain]

Para pendaki saat mengabadikan moment aktivitas mendakinya di gunung Arjuna. Tim pengelola Tahura, Raden Soeryo menyatakan resmi dibuka 3 Agustus 2015. [ Bhirawa/Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Aktivitas pendakian ke Gunung Arjuna (3.339 mdpl), Ringgit (2.477 Mdpl) dan Welirang (3.114 mdpl) akhirnya resmi dibuka 3 Agustus 2015 (Senin kemarin, red). Pembukaan tiga jalur tersebut dilakukan setelah sebelumnya kawasan tersebut ditutup untuk pendakian selama 18 hari akibat bencana kebakaran hutan.
Seksi Keselamatan Pendakian Taman Hutan Raya (Tahura), Agus Budi Utomo mengatakan keputusan itu berdasarkan tim pengelola Tahura, Raden Soeryo yang terdiri dari kepala seksi, koordinatir pengamanan hutan dan koordinator keselamatan pendakian.
Hasilnya, kawasan ke tiga gunung yang berada diantara empat wilayah Kabupaten atau Kota di Jawa Timur dinyatakan bebas dari kebakaran. “Hari ini, 3 Agustus 2015 jalur pendakian mulai dibuka. Keputusan ini berdasarkan tim pengelola Tahura, Raden Soeryo,” ujar Agus Budi Utomo, kepada sejumlah wartawan, kemarin.
Diketahui sebelumnya, jalur pendakian Gunung Arjuno-Ringgit-Welirang ditutup sementara sejak 17 Juli lalu dengan batas waktu yang belum ditentukan karena kawasan hutan terbakar, meski api sudah berhasil dipadamkan.
Meski sudah dibuka, namun pihaknya terus melakukan pengawasan serta pemantauan terhadap keselamatan pendaki maupun pengunjung. Pasalnya, musim kemarau masih panjang yang tak menutup kemungkinan api akan kembali muncul. “Pengawasan untuk para pendaki dan pengunjung terus kami lakukan. Tujuannya tak lain supaya semuanya berjalan aman,” jelas Agus Budi Utomo.
Ia pun juga menghimbau kepada semua para pendaki agar tetap menjaga kelestarian hutan. Misalnya para pendaki harus esktra berhati-hati saat membuat pengapian di atas gunung. “Di atas gunung semua pendaki biasanya membuat perapian. Disaat itulah kami meminta agar mereka supaya berhati-hati. Ini karena musim kemarau. Jika meninggalkan camp, supaya memastikan bahwa lokasi itu benar-benar bebas dari api,” imbuh Agus Budi Utomo. [hil]

Rate this article!
Tags: