Jalur Transportasi Laut Terancam Lumpuh di Akhir Tahun

Kapal Sabuk Nusantara 27, satu dari tiga kapal yang melayani jalur perintis di Sumenep, seperti Masalembu dan Sapeken. Kontrak trayek tiga kapal ini akan berakhir 31 Desember 2014, dan dikhawatirkan terjadi kekosongan armada pada akhir tahun.

Kapal Sabuk Nusantara 27, satu dari tiga kapal yang melayani jalur perintis di Sumenep, seperti Masalembu dan Sapeken. Kontrak trayek tiga kapal ini akan berakhir 31 Desember 2014, dan dikhawatirkan terjadi kekosongan armada pada akhir tahun.

Sumenep, Bhirawa
Jalur transportasi laut ke sejumlah wilayah kepulauan di Kabupaten Sumenep seperti Masalembu dan Sapeken pada akhir tahun 2014 terancam lumpuh. Sebab, kontrak trayek kapal perintis yang melayani lintasan tersebut akan berakhir pada 31 Desember 2014. Sementara hingga saat ini masih belum ada proses lelang.
Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep M Choyroni Argoto mengatakan, untuk menghindari terjadinya kekosongan armada yang melayani  jalur keperintisan, pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang merupakan pengelola kapal perintis Amukti Palapa, kemudian Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi Banyuwangi, yang merupakan pengelola kapal perintis Sabuk Nusantara.  Intinya Pemkab Sumenep minta kapal pengganti.
“Sebelum kontrak kapal perintis berakhir, kami minta agar bisa disiapkan kapal pengganti terlebih dahulu atau mempercepat proses lelang kapal perintis sehingga lintasan keperintisan di Sumenep ini tidak sampai kosong,” kata M Choyroni Argoto, Kamis (11/12).
Menurut Argoto, jalur keperintisan di Sumenep saat ini dilayani tiga kapal, yakni Amukti Palapa dengan homebase di Surabaya, Sabuk Nusantara 27 dengan homebase Banyuwangi, dan Asia 1 dari Bima, Nusa Tenggara Barat. “Untuk Kapal Amukti Palapa saat ini sedang docking tahunan, untuk sementara diganti Kapal Sukaria. Sedangkan yang lainnya tetap jalan sesuai jadwal semula,” urainya.
Ia menegaskan  lintasan kapal perintis antar kabupaten, penanggungjawabnya berada di Pemprov Jatim.  Tahun lalu, kapal yang homebase  di Banyuwangi lelangnya selesai lebih awal sehingga tidak sampai terjadi kekosongan. “Kami optimistis tahun ini juga tidak terjadi kekosongan transportasi dalam waktu lama. Maksimal sekitar satu minggu, jika mengacu pada tahun lalu,” imbuhnya. [sul]

Tags: