Jamasan Pusaka Keraton Sumenep, Empu Keris Ambil Air Tujuh Sumur

Dua empu keris melakukan prosesi pengambilan air di Taman Sare Keraton Sumemep

Sumenep, Bhirawa
Menjelang pelaksanaan penjamasan atau pencucian Pusaka Leluhur Keraton Sumenep, sejumlah empu keris mengambil air di Taman Sare yang ada di lingkungan Keraton Sumenep.
Penjamasan itu akan digelar di Desa Aeng Tongtong Kecamatan Sarongggi pada tanggal 7 – 9 September 2019. Ada 8 pusaka Keraton yang akan dijamas nanti.
Selain itu, pusaka milik warga juga bisa dilakukan penjamasan nanti. Desa Aeng Tongtong merupakan salah satu pusat peradaban pada masa Kerajaan Sumenep dan saat ini menjadi tempat pusat kerajinan keris.
Air yang digunakan untuk melakukan penjamasan pusaka Keraton itu diambil dari tujuh sumber sumur tua. Air yang diambil pertama adalah dari sumber Taman Sare yang berada di lokasi Keraton Sumenep. Pada zaman Kerajaan, Taman Sare merupakan tempat bermandinya para raja dan istrinya.
Sebelum mengambil air, dua empu membacakan ayat-ayat alsuci Al-Quran dan bacaan khusus lainnya. Sambil membaca doa-doa, juga dibakar kemenyan.
“Ini merupakan pengambilan air pertama. Kemudian nanti juga di sumur tua lainnya seperti di Desa Langsar, Lembung dan Talang,” kata Empu Sanamo, Senin (2/9).
Ia mengatakan, prosesi penjamasan (pencucian) pusaka ini dilaksanakan setiap awal bulan Muharram. Hal itu dilakukan untuk meneguhkan kembali bahwa Desa Aeng Tongtong merupakan salah satu pusat peradaban pada masa Kerajaan Sumenep.
Keahlian membuat keris warga Aeng Tongtong merupakan hasil warisan dari Pangeran Bukabu yang juga diyakini sebagai orang pertama tinggal di Desa Aeng Tongtong. Pangeran Bukabu merupakan salah seorang raja di Sumenep yang berkuasa antara tahun 1339-1348 Masehi.
“Alasan pengambilan tujuh sumur itu karena angka tujuh itu merupakan penciptaan langit dan bumi serta ada tujuh hari,” ucapnya.
Tujuan diadakannya penjamasan itu untuk mengembalikan identitas Desa Aeng Tongtong sebagai Desa Sentra Keris, yang merupakan warisan turun-temurun. Hal itu perlu dilestarikan agar tidak punah.
Hingga saat ini Desa Aeng Tongtong dikenal sebagai sentra perajin keris terbesar se-Asia Tenggara dan telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Keris pada 17 Maret 2018. “Sentra perajin keris tetap berada di Desa Aeng Tongtong,” ucapnya.
Ia menyampaikan, penjamasan pusaka merupakan ritual pencucian pusaka milik warga dan Pusaka Keraton Sumenep. Keberadaan keris atau pusaka lainnya yang dihasilkan oleh para perajin atau empu Aeng Tongtong sudah dikenal dari masa ke masa.
“Pada saat kerajaan Sumenep berjaya hingga memiliki 35 raja, pusaka keris Aeng Tongtong menjadi andalannya. Para raja saat itu sudah ada komunikasi dengan para empu disana,” jelasnya. “Ini dilakukan setiap awal bulan Muharram. Karena, bulan Muharram ini dipercaya sebagai bulan baik untuk melakukan pencucian pusaka,” tegasnya. [sul]

Tags: